KKN STIE Yasa Anggana Garut Bantu Buat Label untuk UMKM Bacang

Laporan Asep Saepul Milah

GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Seorang korban PHK 2004 di Bandung, Yayat, Kampung Nyalindung RT 03 RW 08 Desa Kertajaya Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, atas saran ibunya berusaha membuka usaha dengan membuat bacang, yang diberi nama 'Bacang Pak Yayat.

Dituturkan Yayat, pada awalnya dia membuat bacang dalam skala kecil sekali.

“Asalnya hanya mencoba membuat 5 kilo bacang saja dan hasilnya terjual cepat, terus naik membuat bacang dari 5 kg menjadi 8 kg, 10 kg, bahkan pernah hingga 60 kg," ujar Yayat. Rabu (02/03/2022)

Dikatakan Yayat, kini untuk memenuhi kebutuhan bacang masyarakat sekitar, rata-rata memproduksi 25 kg  per harinya.

Selain bacang, kata Yayat, dirinya juga membuat produk lainnya, seperti lontong, walau yang sering laku terjual adalah bacangnya.

“Selain membuat bacang, saya juga membuat lontong; lontong isi kacang, lontong gepok, dan lontong oncom. Tetapi yang terjual banyak yaitu bacang," aku Yayat.

Dari sekian permasalahan yang dihadapi Yayat dalam pengelolaan usahanya, mahasiswa KKN Tematik STIE Yasa Anggana Garut yang kebetulan sedang melaksanakan tugasnya di Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu berkenan membantu melengkapi label pada kemasan produk milik Yayat.

Menurut Koordinator Lapangan KKN Kelompok 8, Salsabila, pihaknya berusaha mengajak para UMKM di Desa Kertajaya untuk senantiasa berusaha meningkatkan  aspek pendukung usaha seperti pelaksanaan packaging, pengelolaan pembukuan, juga pemanfaatan label produk seperti yang dilakukan oleh Yayat.

Kepada pihak mahasiswa KKN Tematik STIE Yasa Anggana Garut, Yayat mengungkapkan harapannya;
untuk ke depannya dirinya menginginkan produknya (bacang dan lainnya) dikenal sampai keluar Garut.

“Saya selalu membuat bacang dengan kualitas yang baik juga halal dan saya juga akan selalu memprioritaskan konsumen ketika membeli bacang saya. Harapan saya, bacang saya bisa terus meluas sampai keluar Garut," harap Yayat. (Ed. Toni G)