Aliansi Umat Islam Garut, Mengajak Semua Pihak Wujudkan Pemilu yang Bersih
NEWSLETTERJABAR.COM - Dalam menghadapi kontestasi Pemilu yang merupakan momentum demokrasi bangsa, selalu menghadapi tantangan dan evaluasi. Proses Pelaksanaan Pemilu 2024 yang tidaklah jauh berbeda dengan Pemilu 2019 yang sama mempunyai sistem aplikasi hitung cepat SITUNG KPU di 2019 dan SIREKAP KPU di 2024.
Aplikasi hitung cepat suara ini tujuannya sebagai media informasi publik untuk transparansi dan akuntabilitas rekapitulasi C1 dari tiap TPS. Akan tetapi tujuan baik ini sering menyisakan masalah dari validitas angka suaranya. Berbagai informasi kesalahan hitung angka C1 terjadi di mana-mana. Akan tetapi Sirekap ini adalah system IT robot yang mempunyai keterbatasan, tidaklah sempurna ketika merekap data C1.
Setidaknya rakyat dan para peserta Pemilu bisa memanfaatkan informasi C1 yang ada di SIREKAP dengan mudah melihatnya. Pertanyaannya, apakah SIREKAP menjadi keputusan resmi hasil rekap suara tentu tidak. Karena proses rekapitulasi berjenjang melalui Rapat Pleno PPK Kecamatan, Pleno KPU Kabupaten, Pleno KPU Provinsi sampai dengan Pleno KPU Pusat, adalah tahapan resmi yang akan merekap suara komulatif dari C1 TPS.
Kalau semua pihak bisa menahan diri untuk bersabar atas keputusan resmi KPU, maka kegaduhan hasil Pemilu ini tidak akan terjadi, jika tidak menyebar berita Hoax atau berita yang secara validitasnya belum resmi dari KPU dalam mewujudkan kondusifitas demokrasi 2024, sehingga tidak ada friksi yang akan terjadi diantaranya.
Begitupun juga dalam menjaga sistem demokrasi ini tentu perlu integritas semua pihak dalam menjaga Pemilu bersih. Jangan sampai ada data C1 yang bermasalah sehingga mereduksi kualitas nilai demokrasi.
"Mari kita jaga arena demokrasi ini dengan penuh kejujuran dan pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat kepada rakyat Indonesia. Dengan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kita sebagai manusia yang berkeTuhanan. Sebagai manusia yang beriman bahwa Allah SWT maha mengetahui perbuatan makhluknya dari perbuatan yang menyebabkan sumber kegaduhan Pemilu ini," kata Ketua Aliansi Umat Islam (AUI) Garut Agis Muchyidin, Minggu (18/02/2024).
Pihaknya dari jajaran AUI, kata Agis, sebelumnya membentuk pengawas independent pemilu dalam menjaga marwah demokrasi yang jujur, adil, bertanggungjawab dan benar, yang konsisten melakukan gerakan monitoring, membangun kesadaran pentingnya menggunakan hak suara, mendorong politik bersih, maka para penyelengara pemilu pun agar menjalankan tupoksinya dengan baik jangan tergoda oleh kepentingan sesaat apalagi materi.
"Kami mengajak semua pihak untuk mensuport para penyelengara agar benar, kuat, teguh dan sehat selalu dalam menjalankan tugasnya baik Bawaslu, Panwaslu, Pengawas TPS, KPU, PPK, KPPS dan PPS. Semua yang sudah bertugas, kami rakyat mengucapkan terima kasih semoga diberikan kesehatan selalu," tuturnya.
Agis menambahkan, untuk mewujdukan demokrasi yang lebih baik kedepan, maka semua element masyarakat berhak untuk melaporkan bila ada temuan dan kecurangannya. Tidak hanya jadi diskusi kecil atau statement di media bila tidak ada bukti yang akurat.
"Kami mendukung para pelapor untuk membuktikan faktanya supaya mejadi pembelajaran perbaikan pemilu kedepan. Aliansi siap menjadi garda terdepan dalam mengawal penegakan dan mengawal proses pengaduan tentang proses penyelengaraan pemilu 2024," pungkasnya. (*)
Komentar
Posting Komentar