Prof. Dolih Gozali Asal Garut Terima Pengukuhan Jabatan Guru Besar UNPAD
BANDUNG, NEWSLETTERJABAR-- Setelah sebelumnya menyampaikan orasi ilmiah, Prof. Dr. Apt. Dolih Gozali, MS, menerima pengukuhan jabatan Guru Besar Universitas Padjadjaran, Bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi yang berlangsung di Graha Sanusi Hardjadinata, UNPAD Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung. Selasa (23/01/24)
Dolih Gozali yang diketahui berasal dari Garut ini menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul Peningkatan Sifat Fisika-Kimia Atorvastatain Kelarutan Disolusi dan Ketersediaan Hayati.
Dikatakan Dolih, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.
"Prevalensinya meningkat dari tahun 2013 menjadi 1,5% pada 2018," ungkap dia.
"Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar," lanjut dia.
Disampaikan pria kelahiran Garut ini. berdasarkan data BPJS Kesehatan, pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung.
"Sebesar Rp.7,7 triliun," tandas dia.
Selain memaparkan faktor-faktor yang
menyebabkan meningkatnya penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, obesitas, merokok, diabetes melitus, dan kurang aktivitas fisik, Dolih juga mengupas perihal obat anti-kolesterol --kalsium atorvastatin-- dengan nama dagang Lipitor (Pfizer).
"Itu obat terlaris selama bertahun-tahun, sebagai obat anti-kolesterol yang menjadi produk unggulan pabrik obat Amerika," kata dia.
Pada bagian selanjutnya, Dolih juga menjelaskan, kalsium atorvastatin setelah habis masa patennya banyak dibuat obat generiknya.
"Terkendala pada kelarutannya yang kurang baik, penelitian pun banyak dilakukan dengan berbagai metode untuk meningkatkan kelarutan, disolusi dan ketersediaan hayatinya yang pada akhirnya efek terapinya meningkat," papar dia.
Selanjutnya Dolih juga menjelaskan metode terkait peningkatan kelarutan, disolusi dan ketersediaan hayati.
Pada bagian akhir orasi ilmiahnya Dolih juga berkenan menyampaikan rangkuman dari uraiannya.
"Berbagai metode yang telah dilakukan terbukti mampu meningkatkan kelarutan, disolusi dan ketersediaan hayati atorvastatin. Namun demikian, masih belum banyak yang diteliti aspek klinis dari berbagai metode dan uji toksisitas hasil rekayasa atorvastatin ini," jelas Dolih.
"Besar harapan penelitian tentang bahan baku obat akan terus dilakukan, baik bahan baku baru maupun yang sudah ada (klasik) mengingat Indonesia masih impor 90 % bahan," harap sang Profesor Dolih Gozali. (***)
Komentar
Posting Komentar