Penurunan Serempak Baligho Bergambar Anies Baswedan, Ini Penjelasan Wakil Ketua 1 DPC Demokrat Garut
NEWSLETTERJABAR.COM - Wakil Ketua 1 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Garut, Asep Rahwanto S Pd, yang juga menjadi Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD Garut Daerah Pemilihan (Dapil) 6. Asep memberikan tanggapan kaitan dengan perkembangan isu, pertanyaan dan pernyataan dari para relawan Anies Baswedan yang ada di Kabupaten Garut.
Asep memaparkan, sebagaimana diketahui bersama bahwa tanggal 31 Agustus 2023, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Garut mengintruksikan kepada jajaran pengurus DPC, PAC, Ranting Anak Ranting, bacaleg dan seluruh kader, agar menurunkan baligho dan lainnya yang ada gambar Anies Baswedan.
"Ini kita lakukan bukan tanpa alasan. Itu kita lakukan karena adanya pengkhianatan yang dilakukan oleh Partai Nasdem dan juga Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden dari koalisi Perubahan dan Persatuan," tandas Asep, Sabtu (02/09/2023).
Lebih lanjut disampaikan Asep, kenapa pihaknya menyatakan adanya pengkhianatan dari Nasdem dan Anies, bahkan Bapilu DPP Demokrat, Andi Arif menyebut Anis adalah seseorang berdarah dingin tapi pengecut. Dan atas pernyataan ini tentunya mengundang reaksi yang sangat hebat dari relawan Anies.
"Perlu saya sampaikan dan luruskan bahwa ada serangkaian peristiwa yang mungkin tidak diketahui oleh masyarakat umum. Tidak diketahui secara detail oleh relawan Anies Baswedan. Memang betul, Anies pertama kali dideklarasikan oleh Partai Nasdem, tetapi sejak 3 Oktober 2022, sampai dengan 22 Januari 2023, sesuai dengan pernyataan pers yang disampaikan oleh Sekjend Partai Demokrat bahwa Anies Baswedan dan Nasdem, itu belum berhasil membentuk partai koalisi untuk mengusung Anies Baswedan," papar Asep.
Tetapi, lanjut Asep, atas dasar persahabatan antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan, yang kemudian ada kesamaan pemikiran, visi dan misi dalam rangka membangun negeri.
"Tepatnya pada tanggal 23 Januari 2023, di sebuah rumah di Jalan Lembang Jakarta, Anies Baswedan bersama ketua umum kami Mas AHY, untuk menjemput takdir sebagai pasangan Capres dan Cawapres, itu yang pertama," katanya.
Kemudian yang kedua, sambung Asep, terbentuknya koalisi Perubahan dan Persatuan atas dasar kepercayaan, kesetaraan. Yang mana di dalam piagam koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan sebagai Capres diberikan kewenangan penuh untuk menentukan calon wakil presiden, tetapi dengan kriteria yang telah disepakati, salah satunya adalah tingkat elektabilitas cawapres tersebut.
"Di berbagai survey, membuktikan bahwa ketua umum kami, Mas AHY itu menepati cawapres teratas ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan. Kami tentunya sebagai kader, ketua umum kami Mas AHY, tidak ngotot harus jadi cawapres. Tetapi ketika ada calon lain, ini tingkat elektabilitasnya harus tinggi dari ketua umum kami. Dan harus bisa menjelaskan kapada kami Kader Demokrat dan publik, bahwa ada calon wakil presiden bagi Anies Baswedan yang memang lebih baik," tegas Asep.
Pihanya merasa heran ketika tanggal 31 Agustus 2023 lalu, Anies Baswedan mengutus Sudirman Said, untuk menyampaikan kepada Partai Demokrat, bahwa Surya Paloh sudah meminang dan menerima Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB untuk menjadi pasangan cawapres bagi Anies Baswedan.
"Dan yang lebih anehnya lagi, Anies Baswedan menerima Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden," cetusnya.
Dirinya selaku Kader Demokrat, merasa kecewa dan marah. Apalagi Demokrat ini terus-terusan menyuarakan kepada masyarakat bahwa Anies Baswedan ini adalah sosok yang memang integritasnya, kapasitasnya tidak perlu diragukan.
"Tetapi pasca pengkhianatan kemarin, integritasnya, intelektualnya, kapabilitasnya pun kita ragukan, karena itu tadi, sejak diputuskan oleh Surya Paloh bahwa Muhaimin Iskandar ini sebagai cawapres bagi Anies. Anies Baswedan sama sekali tidak memberikan kabar baik telepon maupun pesan WA kepada ketua umum kami," ungkapnya.
Hal inilah kata Asep, menjadi sebuah keanehan bagi dirinya dan Kader Demokrat khususnya di Kabupaten Garut.
"Jadi sekali lagi, saya sampaikan kepada relawan Anies yang ada di Kabupaten Garut, pada dasarnya, pada prinsipnya kita mempunyai harapan dan tujuan yang sama, yaitu tujuan perubahan dan perbaikan untuk negeri ini. Tetapi sangat disayangkan, orang atau figur intelektual yang kita banggakan, itu tidak mempunyai etika politik. Nilai persahabatan dengan ketua umum kami sudah tidak diindahkan lagi," tegas Asep.
Saat ini, imbuh Asep, dirinya sebagai kader tetap loyal kepada Ketua Umum Partai Demokrat AHY, bahkan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin oleh SBY yang menyampaikan mencabut dukungan untuk Anies Baswedan.
"Dan kita tentu bebas untuk melakukan komunikasi politik dengan siapapun dan pihak manapun, selama apa yang menjadi visi, tujuan itu sejalan dengan harapan serta cita-cita Partai Demokrat. Sekali lagi saya sampaikan kepada relawan Anies Baswedan yang ada di Kabupaten Garut bahwa sejak awal kita konsisten mengawal Anies Baswedan, tetapi tepat pada tanggal 29 dan 31 Agustus 2023 kemarin, Nasdem meminang PKB, dalam hal ini Muhaimin Iskandar untuk menjadi pasangan Anies, tanpa memberitahu Partai Demokrat dan juga PKS, padahal kita sama-sama sudah menandatangani piagam koalisi. Dan tepat pada tanggal 25 Agustus 2023, melalui pesan tertulis, Anies Baswedan meminta agar Mas AHY menjadi cawapres beliau. Itu saja dari saya," pungkas Asep. (*)
Komentar
Posting Komentar