Isue Kader Mundur di Purwakarta Dimanfaatkan Oknum, Kepala BPOKK DPD Demokrat Jawa Barat : Hanya 7 Orang Saja
Purwakarta - Issue mundurnya ratusan ratusan kader Demokrat di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat menjadi polemik dan sengaja dimanfaatkan menjadi opini publik oleh oknum yang ingin atau bertujuan agar 'trust' kepada Demokrat turun. Padahal dalam kenyataannya, tidak seperti apa yang diisue-kan.
Hal tersebut ditegaskan Kepala BPOKK DPD Jawa Barat, H Ahmad Bajuri SE MM, yang telah melakukan komunikasi langsung dengan Ketua DPC Partai Demokrat dan para kader lainnya di Purwakarta.
"Hanya 7 orang kader pengurus saja yang mundur," tandas Bajuri, Sabtu (06/05/2023).
Bajuri menjelaskan, pada hari Rabu tanggal 3 Mei 2023, paska adanya surat masuk pengunduran diri beberapa pengurus di Purwakarta, dirinya langsung cros cek kepada Ketua DPC, yang ternyata belum menerima surat pengunduran diri dimaksud.
"Maka kita kirimkan suratnya, dan mengarahkan untuk melakukan konsolidasi menjaga kondusifitas di internal. Ternyata siangnya muncul berita-berita," ujarnya.
Pihaknya terus memantau perkembangannya dan setelah diamanti, ada indikasi issue-nya mundur kader ini, ada oknum yang sengaja memanfaatkan menjadi opini publik untuk kepentingan menurunkan trust atau kepuasan individu.
"Emang beberapa bulan kebelakang ada miss-komunikasi antara beberapa kader, salah satunya yang mundur saat ini, dan dalam pertemuan akhirnya dibuatkan fakta integritas agar berjalan sesuai fungsi dan tugasnya. Bila tiga bulan kita pantau tidak bisa berjalan, maka siap menerima saksi. Secara kinerja, saya bicara, melihat mana yang bisa bertanggungjawab atas fungsi jabatannya," tegas Bajuri.
Lebih lanjut disampaikan Kepala BPOKK DPD Demokrat Jabar, bahwa tidak ada isue permasalahan pencalegan karena yang bersangkutan tidak melengkapi administrasinya. Ia juga menyebutkan, nama-nama yang resmi mundur diantaranya, Nurhasanah, Firmansya Permata Mulia, Rini Meilani, Dadang Saputra, Ade Winato, Iin Salamirah dan Anggraeni.
"Yang intinya ada miss-komunikasi di internal. Ini hanya sekertaris DPC saja, yang lainnya kayaknya hanya karena empati keluarga atau mengikuti saja. Karena saya pelajari dari bentuk isi surat dan lain-lain, ini seperti telah disediakan, jadi yang bersangkutan tinggal tanda tangan saja," papar Bajuri.
Bajuri menyampaikan, merupakan hak individu mau masuk partai apapun, itu merupakan pilihan. Karena banyak juga yang masuk pindah ke Demokrat, baik yang masih incumbent/menjabat atau sudah menjadi struktur di partainya.
"Dan kami terima (yang masuk), dengan selalu diarahkan agar memakai etika kepindahannya dan jangan main publikasi," ucapnya.
Karena, kata Bajuri, hal ini untuk menjaga hubungan komunikasi baik secara individunya atau pun antar partai. Dan secara Partai Demokrat pun tidak mengumumkannya juga, karena etika politik yang di kedepankan.
"Biarlah nanti juga publik akan mengetahuinya karena semua menjadi hak dan pilihan politiknya. Ada kader bergabung atau masuk ke partai saja tidak pernah melakukan pengumumkan diri di publik. Ko pas mundur atau keluar diumumkankan, pasti publik bisa menilainya," paparnya.
Bajuri meminta, agar kader di Purwarkata terus membangun komunikasi, jangan menerima berita atau pembenaran masalah sepihak. Kader tetep solid dan jaga kondusifitas, jangan mudah terpancing dengan issue.
"Mari kita do'akan, semoga mereka bisa punya peran dan posisi yang lebih dari di sini. Kita tetap konsen konsolidasi untuk persiapan menghadapi Pemilu 2024. Jangan habiskan waktu untuk membicarakan mereka yang telah mundur," pungkasnya. (*)
Komentar
Posting Komentar