Sekda Garut Lakukan Sidak, Harga Pangan di Pasar Guntur Ciawitali Alami Kenaikan dan Penurunan
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait harga komoditi pangan dalam rangka pengendalian inflasi yang dilaksanakan di Pasar Ciawitali Guntur, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (21/12/2022).
Dalam kesempatan ini, Sekda Garut didampingi Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Teti Sarifeni, Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Garut, Ida Nurfarida, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM, Heri Gunawan Saputra, serta Kepala UPTD Pasar Guntur, Husenudin, melakukan peninjauan dan berbincang langsung dengan beberapa pedagang, seperti pedagang beras, warung kelontong, pedagang rempah-rempah, buah-buahan, daging, dan lainnya.
Sekda Garut mengungkapkan, sidak kali ini bertujuan untuk meninjau bagaimana fluktuasi harga yang ada di pasaran, serta melihat secara langsung bagaimana kondisi harga di pasaran. Berdasarkan peinjauannya, Nurdin mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan dan penurunan harga komoditas di pasaran.
“Ini kenyataannya kita temui di lapangan, sebenarnya apa yang naik kemudian apa yang turun ini kita lihat bahwa ada beberapa komoditas yang memang naik harganya. Seperti misalnya daging ayam, itu daging ayam sekarang mengalami kenaikan dari 30 (ribu), sekarang naik (jadi) 32 (ribu),” ucapnya.
Tak hanya itu, lanjut Nurdin, dari komoditas bawang putih juga mengalami kenaikan dari 18 ribu menjadi 20 ribu, dan telur ayam yang sebelumnya berada pada harga 29 ribu sekarang naik menjadi 30 ribu. Meskipun begitu, imbuh Nurdin, komoditas cabe merah mengalami penurunan signifikan dari 25 ribu menjadi 18 ribu, dan bawang merah juga mengalami penurunan harga dari 24 ribu menjadi 17 ribu.
“Nah kemudian juga cabe rawit, cabe rawit juga dari 37 (ribu) menjadi 31 (ribu) jadi hampir 6 ribuan penurunannya cukup signifikan antara besaran 7 ribu sampai ada yang 6 ribu, itu kenyataan di lapangan di Pasar Guntur,” lanjutnya.
Ia menerangkan, penurunan harga tersebut diakibatkan adanya beberapa komoditas, seperti bawang merah yang sempat panen raya, sehingga menyebabkan ketersediaan stok yang cukup tinggi dan menyebabkan harga yang relatif lebih rendah.
Dalam rangka menekan inflasi, Nurdin mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki rencana terkait beberapa _treatment_ yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah seperti subsidi untuk beberapa komoditi. Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) telah berinisiasi untuk mengajak masyarakat melakukan penanaman tanaman cepat panen.
“Ini juga sudah kita lakukan dan insha allah mungkin momentum-momentum ini lah setidaknya kalau dari satu sisi katakanlah DKP itu mereka memberikan suatu treatment kepada penguatan ekonomi keluarga melalui kesediaan pangan dan memanfaatkan pekarangan yang ada, ini yang dilakukan oleh teman-teman DKP,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Dinas Pertanian Kabupaten Garut akan menggagas terkait program yang akan berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), di mana pihaknya akan segera melakukan pendekatan terhadap kepala desa ataupun Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kita insha allah akan juga sama treatmentnya jadi kita dari sisi ketersediaan katakanlah produk-produk pertanian termasuk juga hewani itu juga akan kita lakukan sehingga treatmentnya akan dilakukan kepada masyarakat, sehingga masyarakat nanti mempunyai bentuk usaha, dan usaha ini kita coba kolaborasikan dengan teman-teman Bumdes,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang beras yang sempat dikunjungi oleh Sekda Garut, yaitu Asep (43), mengungkapkan bahwa untuk saat ini harga maupun stok beras masih dalam kondisi normal, dengan harga paling murah yaitu sekitar 10 ribu dan paling mahal sekitar 12 ribu.
“Daya beli sedang lah normal, pasokan beras normal stabil lah, (harapan) banyak konsumen, banyak yang beli, (harga) beras turun paling juga, kalau turun kan modalnya gak besar kan kecil,” tandas dia. (Komgart)
Komentar
Posting Komentar