Bappeda Garut Gelar FGD, Selaraskan Kegiatan di APBD dengan Peningkatan IPM
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut menggelar acara _Focus Group Discussion_ (FGD) dengan topik “Membedah Indeka Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut dikaitkan dengan Kegiatan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) termasuk dengan Indikator Turunannya", berlangsung di Aula Bappeda Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (3/11/2022).
Kepala Bappeda Garut, Didit Fajar Putradi, mengatakan kegiatan ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana program dan perencanaan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut keterkaitannya dengan peningkatan IPM Garut.
"Jadi apakah belanja-belanjanya pemerintah daerah, belanjanya teman-teman di perangkat daerah ini sudah juga mempedomani keadaan atau capaian indeks pembangunan manusia kita, baik dari sisi indeks pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi atau daya beli kita," kata Didit seusai acara.
Seyogyanya, imbuh Didit, IPM ini menjadi salah satu referensi utama dari perangkat daerah, sehingga SKPD bisa menghubungkan intervensi apa yang harus dilakukan ketika hendak meningkatkan IPM.
"Jadi sehat, pintar dan kayanya orang Garut itu menjadi apa yang menjadi kandungan dari nilai-nilai dalam IPM itu kan perlu kita kejar, perlu kita intervensi dengan programnya pemerintah," imbuh dia.
Ia berharap para peserta yang merupakan perwakilan dari SKPD yang ada di lingkungan Pemkab Garut, bisa menjadi narasumber di unit kerjanya masing-masing, untuk dapat _ngaguar_ atau membahas IPM, guna meningkatkan IPM tersebut melalui kebijakan penyusunan program dan kegiatan serta anggarannya.
"Harapannya saya kira semakin banyak perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintah daerah, semuanya fokus kepada bagaimana meningkatkan IPM kita secara nyata, bukan hanya berorientasi pada angka, tetapi juga benar-benar berdampak nyata dan bernilai guna manfaat bagi masyarakat, dan bagi Kabupaten Garut dan seluruh masyarakat di Kabupaten Garut," harap dia.
Sementara itu, narasumber FGD juga Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Samiran, menuturkan FGD ini digelar dalam rangka untuk mengetahui persoalan terkait IPM dan mencari strategi apa yang bisa dilakukan, sehingga IPM Garut bisa lebih cepat bergerak dan bis melesat semua indikatornya.
"Sebenarnya ingin memberikan wawasan, wawasan kepada teman-teman pemerintah daerah tentu OPD/PD, nah selama ini mungkin ada sedikit parsial, artinya indikator pendidikan hanya dinas pendidikan, yang kesehatan hanya (dinas) kesehatan, terkait dengan ekonomi hanya ekonomi. Padahal sebenarnya IPM itu mestinya kolaborasi semua, semua OPD itu sebenarnya terlibat ketika ingin meningkat IPM-nya. Nah itu perlu dibangun sehingga sama-sama loh kolaborasi untuk membangun IPM di Garut," tandas dia.
Ia berharap hasil dari FGD bisa diimplementasikan sehingga IPM Garut akan meningkat. Selain itu, ia juga berharap semakin banyak data BPS yang digunakan oleh Pemda Garut untuk perencanaan.
Sebagaimana diketahui dalam IPM ini terbagi dalam 3 indikator utama yang harus diperhatikan, yakni di bidang kesehatan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), di bidang pendidikan melalui Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), serta di bidang ekonomi melalui Pengeluaran Perkapita pertahun yang disesuaikan.
Berdasarkan data BPS, Tahun 2021 angka IPM Kabupaten Garut sebesar 66.45. Sejak 2013 hingga 2021 IPM-nya mengalami perubahan signifikan sebesar 7,8 % atau 1 % per tahun, di mana tahun 2013 IPM Kabupaten Garut sebesar 61,67, kemudian tahun 2020 meningkat menjadi 66,12. Perubahan pesat inilah yang kemudian mendudukkan Kabupaten Garut ada di ranking ke-1, meski angka IPM bercokol di urutan ke-25 dari 27 kabupaten/ kita di Jawa Barat. (Picgart)
Komentar
Posting Komentar