Kemendikbud Ristek RI Gelar Sosialisasi Manuskrip di Kabupaten Garut
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) bekerja sama dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, menggelar acara Sosialisasi Pemanfaatan Manuskrip Demi Pemajuan Kebudayaan, yang dilaksanakan di Amphitheater Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jum'at (25/11/2022), diikuti oleh 150 orang peserta, terdiri dari badan atau dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, pendidik atau tenaga kependidikan, dan para seniman serta budayawan dari Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Garut, Agus Ismail, yang hadir langsung di lokasi acara mengapresiasi kegiatan sosialisasi ini, terlebih, ini merupakan bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tabun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Di mana di situ ada 10 objek kebudayaan salah satunya manuskrip ini, mudah-mudahan akan semakin banyak objek kebudayaan yang akan kita gali, dan ini akan sangat bermanfaat bagi lestarinya budaya kita, dan tentu saja untuk pengembangan ke depan," ujar pria yang akrab disapa Agis ini.
Ia berharap dengan adanya kegiatan ini akan membangkitkan gairah kebudayaan di Kabupaten Garut, karena menurutnya Garut ini sangat kaya akan hasanah budaya.
"Harapannya ini kegiatan seperti ini akan semakin banyak, dan kita juga berharap pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khusus yang menangani budaya, sebagai salah satu urusan wajib yang ada di daerah itu semakin bisa menggali juga terus semakin bisa menggali juga terus melakukan pelatihan-pelatihan maupun juga pembinaan kepada daerah," harapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar), Ferdiansyah, menuturkan jika setelah digali oleh ahlinya Kabupaten Garut mempunyai beberapa manuskrip yang ada di daerah selalatan (Garut) dan di area Cangkuang Kecamatan Leles.
"Itu sebagai contoh yang sudah tergali, sebenarnya masih banyak, kalau tidak salah hitung masih ada 38 manuskrip yang harus digali di Kabupaten Garut," tutur Ferdiansyah saat diwawancara di sela-sela acara sosialisasi.
Atas hal tersebut, lanjut Ferdiansyah, pihaknya mencoba untuk membuat daya tarik terutama bagi kaum muda agar mulai melirik manfaat manuskrip dalam hal untuk pemajuan kebudayaan di bangsa Indonesia.
"Ini penting supaya diantaranya tidak menghilangkan sejarah asal-usul dan bagaimana ceritanya sebuah Kabupaten Garut, dan ini juga menjadi penting," lanjutnya.
Ia mengatakan hal yang tidak kalah penting adalah untuk memikirkan bagaimana manuskrip-manuskrip yang ada sekarang yang bisa terselamatkan, bisa dialihkan ke dalam media digitalisasi.
"Dengan harapan tentu bisa tahan lama dibandingkan kalau yang sifatnya konvensional atau konservatif yang selama ini terjadi, harapannya adalah manuskrip ini bisa menjadi dasar untuk orang mengetahui tentang sejarah, tentang budaya untuk pengembangan pembangunan Kabupaten Garut kedepannya, tanpa mengangkat tanpa menghilangkan akar budaya di Kabupaten Garut," kata Ferdiansyah.
Sementara, dalam sambutannya Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Tata Usaha Sekretariat Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI, Fatwa Yulianto, memaparkan manuskrip merupakan naskah berisi informasi yang memiliki nilai budaya dan sejarah.
Ia berujar keberadaan manuskrip di Indonesia perlu dilindungi dan manfaatnya perlu dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
"Karena disamping dapat menginformasikan mengenai suatu peristiwa atau kejadian di masa lalu yang bisa menjadikan sumber informasi di masa sekarang dan yang akan datang, di samping itu manuskrip juga bisa berisi mengenai pengetahuan tentang resep masakan tradisional ataupun obat-obatan yangs sangat bermanfaat bagi semua orang," papar Fatwa. (Picgart)
Komentar
Posting Komentar