Balada Pekerja Malam dalam Single Terbaru 'Badai sampai Sore'


NEWSLETTERJABAR.COM--
Sebagai band yang sempat mengaku sebagai “Band Situasional”, tampaknya Badai sampai Sore cukup konsisten dalam merilis karya.

Bagaimana tidak! Walaupun mereka belakangan ini jarang menerima panggung karena jarak dan waktu para personel kurang mendukung, setidaknya dalam satu tahun sekali ada satu karya yang dilahirkan oleh band mitos ini.


“Kita berempat memang sekarang terbentang jarak dan waktu, bahkan seperti berada universe dan time line yang berbeda beda,” Ungkap Damar (Keyboardist)  dalam postingan video di IG Badai Sampai Sore.


Setelah sebelumnya telah merilis single-single seperti, ‘Jangan Marah Kalau Ku Bilang Kau Sakit Jiwa ‘ (2020), ‘RIKIRARA’ (2021), dan di bulan oktober 2022 ini, Badai Sampai Sore kembali merilis single dengan judul ‘Nokturnal Di Udara’.


- Di Balik Penggarapan Nokturnal di Udara


Banyak yang berbeda dalam single terbaru BSS ini. Dari segi musik, yang paling ketara adalah posisi Damar yang tidak lagi memainkan keyboard, tapi malah memainkan gitar. Kebetulan Damar sedang ingin menjadi gitaris, setelah membeli gitarnya Telecasternya Unay Okami (Vokal, Gitar).


 
“ Memang saat membuat lagu ini, saya sudah berpikir konsep dua gitar tanpa keyboard, terinspirasi dari momen saat Damar membeli gitar Telecaster saya,” Kata Unay Okami.


 
Sementara personel lain masih menjalankan jobdesk yang sama, Unay Okami pada Gitar + Vokal, Doys tetap pada Bass + Vokal, dan Rison pada Drum. Hanya Damar yang memilih jalan berbeda.
Lirik lagu ‘Nokturnal Di Udara’ sebenarnya sudah ditulis oleh Unay Okami sejak tahun 2018. Sedangkan untuk chord dan nada musiknya dibantu oleh Doys. Lagu itu pun terabaikan selama 2 tahun, sampai akhirnya dilempar ke grup WhatsApp pada tahun 2021.


Itulah kenapa penggarapan lagu ini bisa dibilang ajaib. Karena “mentahan” yg ditulis tahun 2018 itu, akhirnya secara utuh jadi di dalam grup WhatsApp, tanpa pernah bertemu langsung untuk menggarap lagunya. Bermodalkan kirim kiriman part instrument masing-masing melalui voice recorder WA, akhirnya lagu ini pun selesai dan siap direkam.


Dengan formasi tanpa keyboard dan dua gitar, tentu musik BSS sedikit banyak mengalami perubahan, namun tetap masih terdengar benang merah musik Badai Sampai Sore. Secara Vibe, mungkin single ini terdengar lebih 90an, dengan lirik khas Unay Okami yang deskriptif, lugas, tapi juga kadang absurd.


Seperti dua single sebelumnya, lagu ini pun direkam di NM Studio Tangerang dan diproduseri langsung oleh Doys dan Unay. Semua instrument termasuk vocal dikerjakan dalam waktu 1 hari. Sementara proses mixing dan mastering untuk pertama kalinya dikerjakan oleh Unay Okami sendiri.




-Tentang Lirik Nokturnal di Udara


Unay Okami yang bekerja di salah satu radio berita 24 jam, waktu itu sedang dapat shift dini hari. Itulah yg menjadi dasar dari lirik lagu ini. Dengan kata lain, Unay mungkin menulis lirik ini sebagai perwakilan atau sebuah balada untuk para pekerja yang lebih sering melihat bulan, ketimbang matahari. Liriknya pun ditulis Unay sambil siaran dinihari di kantornya.


Bahkan dari kalimat utamanya saja sudah bisa menggambarkan suasana tersebut, “Di Udara, saat terang belum juga datang,” di udara yang dimaksud disini mungkin adalah on air siaran radio.
Selain itu, terasa pula kritik atau keresahan social dalam lirik ‘Nokturnal Di Udara’.Seperti pada kalimat “HEY! Kalian yang terjaga, opini tak berharga. Berita tiada hentinya kabarkan petaka”
Lugas, tidak menggunakan kata kata yg sulit, dan sedikit ‘ngehe’, ya memang memang seperti liriknya Unay Okami.


Single ‘Nokturnal Di Udara’ sudah dapat didengar diberbagai Digital Streaming Platform seperti Spotify, Apple Music, Deezer, Joox, dan lainya pada 4 November 2022. Selain itu BSS juga merilis Music Video yang digarap langsung oleh Allan Soebakir dari Sinema Pinggiran, dan bisa langsung dilihat di kanal youtube Sinema Pinggiran.


-Sedikit Latar Belakang Badai sampai Sore


Badai Sampai Sore (BSS) terbentuk tahun 2013 di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) oleh mahasiswa-mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan. Terbentuk karena jenuh dengan perkuliahan dan segala tugasnya. Beranggotakan Damar, Rison, Doys, dan Unay, awalnya mereka sepakat membuat band dengan influence band band post punk, dream pop, indie pop shoegaze akhir 80an sampai 90an, seperti The Cure, Jessus And Marry Chain, Slowdive. Namun dalam perjalanannya, BSS juga seringkali menggunakan tangga etnis nada sunda “Da Mi Na Ti La Da” yang digabungkan juga dengan pentatonic blues.


Tahun 2017 merilis EP di negeri kincir Angin. Dalam waktu 1 minggu album habis terjual di salah satu festival terbesar di Den Haag, yaitu Tong Tong Fair. Kemudian pada tahun yg sama BSS kembali merilis album tersebut yg ditambahkan dengan beberapa lagu lagi. Album tersebut bertajuk “Klandestin” dan Launching pada Bulan Oktober 2017 dengan Jason Ranti sebagai Openingnya. Tahun 2018 ketika semua personel sudah mulai sibuk masing masing, dimulailah konsep band situasional alias “kalau pada bisa ya manggung, kalo gak bisa ya gak manggung”, sampai akhirnya 2020 merilis single ‘Jangan Marah Kalau Ku Bilang Kau Sakit Jiwa, 2021 merilis ‘RIKIRARA’, dan sekarang 2022 Merilis ‘Noktrnal Di Udara. (Tim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koperasi MBSB Buka Kantor Cabang Perwakilan di Pangatikan dan Cibatu

Relawan SIAP NDan Ucapkan Selamat dan Sukses Atas Ditunjuknya Dandan Maju Calon Walikota Bandung

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik