Pondok Pesantren Al Falah Biru Gelar Halaqoh Kebangsaan


GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM--
Sesepuh Pondok Pesantren Al Falah Biru, Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar acara Halaqoh Kebangsaan dengan mengusung tema Merawat Tradisi Merajut Hati. Sabtu (01/10/2022) malam.


Hadir dalam acara tersebut sebagai nara sumber, di antaranya Dr. KH Sibaweh Badruzzaman; Prof. Dr. H Moh. Najib, M.Ag; H Asep Badruzzaman; juga hadir para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan aktivis sosial dan budaya.


Dr. KH Ikyan Sibaweh Badruzzaman yang tampil sebagai pembicara pertama membahas terkait tema Corak Islamisasi Indonesia.




Disampaikan KH Ikyan, bahwa sejarawan Islam Indonesia berpendapat, meskipun Islam telah datang ke Indonesia sejak Abab ke-8 M, namun baru Abad ke-13 M mulai berkembang kelompok-kelompok masyarakat Islam.


"Hal ini bersamaan dengan periode perkembangan organisasi-organisasi Tarekat," ujar dia.


Pada bagian akhir bahasannya, KH Iksan menyebutkan, tarekat adalah cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekaligus merupakan amalan keutamaan dengan tujuan memperoleh Rahmat Allah.


KH Ikyan juga menyebutkan beberapa tarekat yang berkembang di Indonesia yang merupakan cabang dari gerakan sufi Internasional, termasuk Tarekat Tijaniyah.


"Tijaniyah adalah nama yang dinisbahkan kepada Syekh Abu Al Abbas Ahmad Ibn Muhammad Al Tijani yang lahir pada tahun 1150 H di 'Ain Madi Aljazair," jelas KH Ikyan.



Pemateri berikutnya, Prof. Dr. H Moh. Najib, M.Ag., menyampaikan tema Pandangan dan Peran Ulama dalam Membangun Nilai-nilai Kebangsaan.


Terdapat beberapa sub-tema yang dikemukan H Najib, yakni: Peran Ulama dalam Memperjuangkan Berdirinya Negara Indonesia; Makna Nilai-nilai Kebangsaan; Ajaran Islam tentang Kebangsaan; Pandangan Ulama terhadap Ayat Al Qur'an tentang Kebangsaan; Relasi Islam dengan Kebangsaan; Relasi Islam dengan Kebangsaan;  termasuk Wawasan Kebangsaan.


"Adapun Wawasan Kebangsaan dalam perspektif agama, yang pertama adalah Ukhuwah Islamiah (= persodaraan sesama umat Islam); Ukhuwah Basyariyah (= persodaraan sesama umat manusia); dan Ukhuwah Wathaniyah (= persodaraan sesama anak bangsa)," terang H Najib.


Sementara itu, sesepuh Pondok Pesantren Al Falah Biru lainnya, H Asep Badruzzaman, dalam penyampaian materinya memaparkan terkait Kilas Balik Sejarah Perjuangan Bangsa dalam Menegakkan Nilai-nilai Kebangsaan.


Disebutkan H Asep Badruzzaman beberapa masa yang masuk ke dalam sejarah perjuangan bangsa dalam menegakkan nilai-nilai kebangsaan adalah Masa Pergerakan Kebangsaan; Masa Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949); Masa Pemerintahan Demokrasi Liberal (1950-1959); Masa Orde Lama (1959-1965); Masa Orde Baru (1967-1998); Masa Transisi Reformasi (1998-2001); dan Masa Reformasi (1998 - sekarang).


"Reformasi mengusung tema, keterbukaan dan kebebasan, tetapi belum dimaknai secara taat asas," ujar Asep.


Terkait itu, H Asep juga menyebutkan Konsensus Nasional Mengangkat Kembali Nilai-nilai Kebangsaan dengan poin-poin Pancasila; UUD NRI 1945; NKRI; dan  Bhineka Tunggal Ika.


Dalam paparannya, H Asep menyebutkan pula terkait Peran Pemerintah dalam Harmonisasi Perundang-undangan
melalui Prolegnas dan Prolegda; Peningkatan kurikulum kebangsaan ditatanan level pendidikan (membangun nilai patriotisme bangsa); Sosialisasi nilai-nilai kebangsaan; dan meningkatkan peran masyarakat dalam menjaga;  mengamalkan nilai-nilai kebangsaan; dan lainnya.


"Dalam hal peran Masyarakat/Ulama, adalah keterlibatan ulama dalam membangun nilai-nilai kebangsaan sejak awal pergerakan kebangsaan," kata dia. 


"Lembaga pendidikan kepesantrenan merupakan lembaga tertua yang sejak awal ikut ambil bagian dalam pendidikan masyarakat; dan membangun sikap toleransi dalam beragama," sambung H Asep.


Pada bagian akhir penyampaian materinya H Asep juga menyimpulkan semua hal yang telah dibahasnya.


"Dari masa ke masa priode pemerintahan kurang konsisten dalam penegakan dan
pengamalan nilai-nilai kebangsaan; Orde Reformasi diharapkan mampu
mengangkat kembali jati diri bangsa yang termaktub dalam nilai-nilai kebangsaan; Peningkatan peran pemerintah maupun
masyarakat/ulama dalam membangun kembali nilai-nilai kebangsaan sebagai jati diri bangsa, sehingga bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermartabat yang berkarakter sehingga dihargai oleh negara lain sebagai bangsa yang besar dan kuat," tutup H Asep Badruzzaman. (*)


Diliput dan dilaporkan oleh Lina TG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koperasi MBSB Buka Kantor Cabang Perwakilan di Pangatikan dan Cibatu

Relawan SIAP NDan Ucapkan Selamat dan Sukses Atas Ditunjuknya Dandan Maju Calon Walikota Bandung

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik