Kenangan takan Lekang Kepanasan, takan Kumuh karena Lembab

 


Oleh Wijaya Soma


NEWSLETTERJABAR.COM--
Prolog:
Di dalam cinta, kebijakan logika tak selalu dapat menjamin keadilan pikiran untuk jujur pada perasaan sendiri. Akan tetapi logika tetap harus senantiasa dimanfaatkan. Dengan begitu, setidaknya kita tetap memiliki kesadaran akan kehormatan mengendalikan perasaan sehingga ukuran cinta tetap berada pada keharusan memperlakukannya.


*


Berbilang puluh-musim terlewati.
Dalam ingatan kini, terasa hanya baru beberapa saat masa berjalan.
Dan sebuah perasaan kini, tetap bisa seperti dulu --dalam rupa dan kesan sebuah kenangan.


Kenangan memang seperti tak pernah putus asa menghadirkan peristiwa-peristiwa, bahwa kita pernah ada dan punya kejadian untuk diingat.


Betapa kenangan itu bisa serupa lembaran catatan yang takan lekang kepanasan dan takan juga kumuh karena lembab.


Dia begitu adanya.
Tak hendak berubah walau dipaksa dengan sejuta penyesalan atas peristiwa mengecewakan, bahkan memalukan kita.
Tidak juga akan bertambah dengan sejuta harapan kebahagian untuk memperpanjang masa-masa peristiwa indah berjalan.


Kenangan begitu adanya.
Durasinya segaris lurus dengan lamanya peristiwa terjalani.
Suka atau dukanya bergantung pada semangat kita mengenangnya.


Kita memang tidak berhak menghapus jejak sebagai tapak perjalan hidup kita.
Hanya akan menjadi kebohongan belaka jika ada upaya yang dilakukan dengan maksud memanipulasi sejarah.


Mengenang serta mengingat sejarah dalam fakta yang sebenarnya merupakan pengakuan yang jujur atas sebuah perjalanan.
Dan dari kejujuran itu kita dapat belajar banyak untuk pegangan langkah kehidupan selanjutnya.


Mari kita tengok diri masing-masing. Kenangan sangat mungkin dapat menjadi sarana introspeksi --memilah dan memilih kajian makna diri. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan SIAP NDan Ucapkan Selamat dan Sukses Atas Ditunjuknya Dandan Maju Calon Walikota Bandung

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik

Garut Membutuhkan Pemimpin Berjiwa Enterpreneur Government