Begini Menurut Mayjen TNI Purn. Deddy S Budiman terkait Islamphobia


BANDUNG, NEWSLETTERJABAR.COM--
Islamofobia adalah pandangan dan sikap yang mengandung prasangka, ketakutan, dan kebencian terhadap agama Islam dan umat Islam. 


Demikian disampaikan Pakar Pertahanan Keamanan dari Lembaga pemikir FKP2B, Mayjen TNI Purn Deddy S Budiman, dalam sebuah tulisannya berjudul Isu-Isu Islamphobia adalah modus membubarkan NKRI yang berdasarkan Pancasila. Rabu (06/07/2022)


Disebutkan Deddy, kelompok anti Islam atau Islamofobia memandang agama Islam dan pemeluknya sebagai sumber masalah berupa intoleran, kekerasan, extrim dan terorisme, dengan tolok ukur dengan fahamnya sendiri dan untuk kepentingan kelompoknya sendiri.


"Tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan. Semua agama memuliakan nilai-nilai kemanusiaan seperti toleran, persaudaraan, tolong menolong, kasih sayang dan cinta damai, adalah esensi ajaran semua agama," ujar Deddy.


Menurut dia, maraknya ketakutan atau kebencian  terhadap Islam di tanah air tidak serta merta hadir, namun memiliki rekam jejak yang panjang, tepatnya sejak era imperialisme Belanda di abad ke-17 Masehi.


"Saat itu, Kongsi Dagang Belanda (VOC) memiliki ketakutan terhadap para pejuang dari kerajaan Islam seperti Aceh, Banten,dan Demak.
VOC juga selalu menyebut kepada para pejuang kemerdekaan khususnya umat Islam dengan sebutan ekstrimis," tutur dia.


Disebutkan juga, Islamophobia juga marak di tahun 1963-1964, agama islam dihujat habis-habisan secara terbuka, dilakukan Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), organisasi underbow PKI yang kemudian melahirkan UU No 1/1965 tentang larangan penodaan agama.


Di era orde lama dan orde baru, lanjut dia, para penguasa memberikan sebutan ekstrim kanan untuk kelompok Islam, serta ekstrim kiri untuk gerakan komunis.


"Untuk diketahui oleh klompok faham Islamofobia,  bahwa Majelis Umum PBB telah mengeluarkan resolusi, tgl 15 Maret sebagai ‘Hari Internasional Memberantas Islamofobia’ (The International Day to Combat Islamophobia)," jelas dia.


Deddy menerangkan, latar belakang dari resolusi, adalah sehubungan dengan kesadaran internasional tentang meningkatnya fenomena Islamofobia dan kebencian anti-Muslim. Resolusi ini mengirim pesan yang jelas bahwa dunia menentang segala bentuk rasisme, diskriminasi rasial, xenofobia, stereotip negatif, dan stigmatisasi.


Namun, menurut dia, di jaman orde Oligarkhi Neo Komunisme, propaganda Islamofobia saat ini semakin terstruktur, sistematis, dan massif. Isu-isu yang menjadi propaganda adalah intoleran, radikal, extrim sampai dengan teroris.


"Maksud dan tujuan Islam phobia sejak jaman Belanda,  jaman PKI,  dan jaman orde Oligarki Neo Komunisme adalah sama, yaitu untuk adu domba bangsa Indonesia, adu domba antar umat beragama, internal Umat Islam dengan tujuan membubarkan keutuhan dan kedaulatan NKRI," beber dia," jelas dia.


"Islamophobia adalah suatu bentuk ancaman nirmiliter yang berimplikasi kepada keutuhan dan kedaulatan NKRI, keselamatan bangsa dan tanah air. Tugas pokok TNI bersama rakyat adalah menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI," sambung dia.


Ditandaskan, perlu diingat oleh bangsa Indonesia bahwa PKI sangat membenci umat islam, dan juga tidak ikut berjuang mendirikan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI yang ditetapkan tgl 18 Agustus 1945, pakta menunjukkan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, pemberontakan G30S PKI tahun 1965, dan lainnya.


"Diduga, PKI hidup kembali bersama Oligarki Neo Komunisme dengan indikasi kegiatan mirip menjelang pemberontakan G30S PKI tahun 1965, seperti memiskinkan rakyat, hobinya berbohong, memutar balikan sejarah, memfitnah,  melakukan teror terhadap umat Islam, mengadu domba antar umat beragama, dan termasuk menyebarkan isu Islamophobia," papar dia.


Deddy berpendapat, penyebar isu Islamophobia patut diduga, sudah terpapar PKI dan Oligarki Neo Komunisme. Jadi sudah pantas PKI dan Oligarki Neo Komunisme menjadi musuh bersama bangsa Indonesia.


"Untuk itu mari kita hentikan isu Islamophobia di NKRI, mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, antar umat beragama, dan meningkatkan kemanunggalan TNI dan rakyat untuk menegakkan keutuhan dan kedaulatan NKRI yang berdasarkan Pancasila dari ancaman PKI dan Oligarki Neo Komunisme," imbau dia.


"Semoga Allah SWT menyelamatkan kedaulatan dan keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dari ancaman PKI dan Oligarki Neo Komunisme," harap dia memungkas. (Ed. LTG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PKL Juara dan Gabungan Ormas se-Kota Bandung Satu Tekad, Bergema Dukung Dandan-Arif

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik

Relawan Kujang Dewa Ucapkan Selamat dan Sukses, Dedi-Erwan Memimpin Jawa Barat