Mencium anak, Amal Perbuatan Rasulullah yang sering Dilupakan
Oleh H Derajat
NEWSLETTERJABAR.COM-- Rahmatilah anak-anak kita dengan kasih sayang dan ciuman, maka Allah akan merahmati kita semua.
Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- berkata :
قَبَّلَ النَّبِىّ صلى الله عليه وسلم الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ ، وَعِنْدَهُ الأقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِىُّ جَالِسًا ، فَقَالَ الأقْرَعُ : إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَالَ : مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, *“Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati”*_ (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)
Dalam kisah yang sama dari ‘Aisyah –semoga Allah meridhoinya- ia berkata :
جَاءَ أَعْرَابِى إِلَى النَّبِى صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : تُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ ، فَمَا نُقَبِّلُهُمْ ، فَقَالَ النَّبِى صلى الله عليه وسلم أَوَأَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
“Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Apakah kalian mencium anak-anak laki-laki?, kami tidak mencium mereka”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, *“Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa rahmat/sayang dari hatimu”*_ (HR Al-Bukhari no 5998 dan Muslim no 2317)
Ibnu Batthool rahimahullah berkata, _“Menyayangi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya termasuk dari amalan-amalan yang diridhoi oleh Allah dan akan diberi ganjaran oleh Allah._ Tidakkah engkau perhatikan Al-Aqro’ bin Haabis menyebutkan kepada Nabi bahwa ia memiliki 10 orang anak laki-laki tidak seorangpun yang pernah ia cium, maka Nabipun berkata kepada Al-Aqro’ ((Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayang).
Selalulah bekerja dengan cita-cita untuk merahmati anak-anak dan keluargamu maka Allah pun akan merahmati kita semua.
Riwayat-riwayat di atas menggambarkan betapa Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Orang yang bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fi sabilillah, seperti sabda beliau: *"Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah Mujahid fi Sabilillah.*" (HR. Ahmad)
Rasulullah juga bersabda: *"Barangsiapa yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapatkan ampunan."* (HR ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Ku akhiri dengan do'a :
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Rabbana hablana min azwaajina wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw waj’alna lil muttaqiena imaamaa.
*“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”* (QS Al Furqan ayat 74). (*)
Komentar
Posting Komentar