Mantan Kapolda Jabar Tanggapi Viralnya Konvoi Pengendara Motor Bawa Poster Kebangkitan Khilafah: 'Tindak Tegas dan Jangan Sampai Kecolongan'
Dalam rekaman video yang beredar, tampak jelas para pengendara mayoritas menggunakan baju berwarna hijau, membentangkan bendera HTI berwarna putih dan hijau juga , yang dengan terang-terangan mengkampanyekan dukungan terhadap tegaknya sistem khilafah.
Salah satu poster yang dilekatkan di jok belakang motor bertuliskan: Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah.
Peristiwa tersebut terjadi di Cawang, Jakarta Timur, yang membuat heboh warga.
Selain di Jakarta, di beberapa tempat terjadi Konvoi serupa antara lain di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Minggu (29/5/2022); juga daerah-daerah lainnya.
Kondisi viralnya konvoi pemotor bawa poster Kebangkitan Khilafah di media sosial tersebut, telah mengusik Mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) sekaligus Penggiat Anti Intoleran & Radikalisme di Indonesia, Dr. H Anton Charliyan, MPKN.
Anton mengaku sangat geram dengan aksi Khilafatul Muslimin pimpinan Abdul Qadir Baraja tersebut.
"Kami menolak secara keras dan tegas kelompok yang sengaja menyerukan kebangkitan Khilafah Islamiyah di Indonesia," tegas Irjen Pol (Purn.) yang akrab disapa Abah Anton ini. Sabtu (04/06/2022)
Selain itu, dia juga menolak ajaran yang memaknai jihad dengan tujuan perang, dan Khilafah sebagai satu-satunya sistem pemerintahan.
"Jangan saenak udele dewek lah. Ini negara Pancasila bukan Negara Agama. Jangan bikin Negara dalam Negara," tandas kata Abah Anton.
Disampaikan Anton, masyarakat agar bangkit bersama-sama membuka mata dan hati untuk mereduksi dan melawan segala macam bentuk propaganda yang bersipat sekuler seperti Khilafah Islamiyah tersebut.
"Umat beragama di Indonesia wajib menaati kesepakatan bersama, yang kemudian menjadi konsensus dasar Nasional, yakni Pancasila, UUD 45, Bhibeka Tunngal ika dan NKRI, yang sudah menjadi keputusan final para founding father pendiri bangsa ini. Maka sudah menjadi kewajiban kita semua untuk selalu menjaga Existensi wibawa dan kehormatan Negara dan Pemerintahan agar tetap utuh bersatu, berdaulat, dan dihormati, baik secara Nasional maupun Internasional," tutur dia.
Dijelaskan Antos dengan tegas, bahwa propaganda Khilafah Islamiyah sangat berdampak negatif terhadap citra Islam dan umatnya.
"Justru citra Islam jadi terpuruk karena terjebak Politisasi Islam dimana-mana, yang berorientasi hanya untuk mengejar kekuasaan semata, bukan mengedepankan Syiar atau ilmu amaliyah untuk kemaslahatan umat," jelas dia.
Hal itu, tambah Anton, menjadikan islam jadi terkotak-kotakan dalam berbagai aliran dan paham yang berbeda-berbeda, yang diwarnai kepentingan-kepentingan politik tertentu.
Terkait itu, Anton yang juga dikenal sebagai tokoh budaya selalu menggelorakan jiwa Nasionalis serta mengajak para generasi milenial untuk menjaga dan merawat Ideologi Pancasila dengan setia.
"Seluruh komponen bangsa telah sepakat membentuk Negara yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai ikhtiar maksimal untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945,” terang Anton.
Ditandaskan mantan Kadiv Humas Polri ini, Ideologi Pancasila ini sudah final dan tak perlu diperdebatkan lagi, apalagi ada yang ingin mencoba untuk menganti dengan idelogi lain seperti Khilafah.
Dikatakan pula, Pancasila telah dikukuhkan sebagai Dasar Negara , filosofi, Way of life , landasan Norma dan etika untuk membangun hidup bersama dalam ikatan bangsa dan Negara yang saling berdampingan; menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagamaan dalam semangat Bhineka Tunggal Ika.
“Kami berharap kepada seluruh tokoh bangsa, dan generasi milenial agar sama-sama menjaga ideologi Pancasila yang telah mampu mempersatukan perbedaan menjadi suatu kekuataan yang luar biasa. Kami yakin dengan membumikan narasi dan nilai-nilai cinta tanah air, toleransi, serta pemahaman keagamaan yang moderat, Rahmatan Lil Alamin. Kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila akan tertolak dengan sendirinya," beber Anton.
Partisipasi masyarakat, lanjut Anton, adalah turut serta aktif mengawasi lingkungan sekitar; bersikap open mau peduli, tidak masa bodoh.
"Apabila ada hal-hal atau aktivitas yang mencurigakan, sebaiknya segera melapor ke pihak yang berwenang,” imbau Anton.
Terakhir, dengan viralnya video konvoi pemotor di media sosial tersebut , Anton Charlliyan mendesak Pemerintah Cq Polri dan lainnya segera bergerak cepat dan tegas untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut sampai ke akar-akarnya; konvoi tersebut disinyalir bisa menjadi ajang propaganda untuk menyebarkan paham ideologi kelompok-kelompok radikal.
“Kami harap, pemerintah dalam hal ini aparat keamanan penegak hukum seperti Polri,TNI, BNPT, Densus 88 dan lainnya jangan sampai kecolongan lagi dengan kejadian-kejadian semacam itu, yang jelas-jelas akan sangat mengganggu stabilitas keamanan Negara,” harap Anton yang diungkapkan melalui media.
Ketua Dewan Pembina harian Patriot Pejuang Merah Putih ini pun mengatakan agar Negara segera bertindak keras mengambil langkah-langkah strategis untuk membendung setiap gerakan sekuler yang kerap kali mencoba melakukan propaganda untuk menyebarkan paham intoleransi dan Radikalisme yang membuat gaduh dan sangat meresahkan.
“Kami juga mendesak agar pemerintah serius dalam menangani kelompok ini yang memang terkesan dableg; mempermainkan serta mengolok-olok Negara dan Pemerintah," kata dia.
"Untuk itu agar Negara hadir, unjuk gigi dengan mengedepankan tindakan yang lebih proaktif dan antisifatif, sehingga tidak selalu menjadi pemadam kebakaran. Dengan berbagai cara dan modus baru yang kerap mereka lakukan, yang pasti akan berdampak sangat buruk bagi psikologis masyarakat. Oleh karena itu kamipun mendorong agar pemerintah bisa menyelidiki dengan tuntas sampai ke aktor intelektualnya terkait motif serta tujuan kegiatan tersebut," sambung Anton, "dan kami menilai konvoi motor 'Khilafatul Muslimin' yang dengan sengaja membagi-bagikan lembaran brosur khilafah ini juga, sudah masuk kategori menghasut masyarakat untuk menentang pemerintahan yang syah." (*)
Komentar
Posting Komentar