Anton Charliyan: 'Melalui Budaya, Manusia dapat Memahami Kehidupannya


NEWSLETTERJABAR.COM--
Mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan, akrab disapa Abah Anton, menyampaikan, kebudayaan bagi dirinya tidak hanya sebuah identitas semata. Diakui dia, secara alamiah Abah Anton  mendalami kebudayaan dari panggilan jiwanya sendiri atas apa yang telah dilihatnya saat di Singkawang, Kalimantan Barat.


"Di sana (Singkawang) banyak orang Tionghoa yang masih memelihara budayanya hingga saat ini," ujar Abah Anton. Rabu (27/04/2022)


Ditambah Abah Anton, terlebih sejak 400 tahun yang lalu orang-orang Tionghoa mulai menginjakkan kaki di Indonesia dan hidup kawin-mawin dengan orang Indonesia sendiri.


Hal itu yang membuat mantan Kapolda Jawa Barat tersebut tergugah untuk menjaga dan merawat kebudayaan, khususnya Sunda sebagai entitas yang tergolong mayoritas di Indonesia.


"Bagi saya, perkara mayoritas dan minoritas bukanlah suatu sikap penting," aku dia.


Bagi dirinya,  perbedaan adalah sebuah keniscayaan.


"Karena jika satu kelompok tidak saling menghargai dan merasa 'paling' daripada kelompok lainnya maka akan menimbulkan perpecahan," jelas dia.


Untuk itu, lanjut dia, dirinya khawatir bila generasi muda saat ini tidak memahami esensi budaya sebagai jati diri.


"Maka tidak heran jika yang terjadi saat ini degradasi moral dan akhlak karena sukar untuk menjaga, merawat, dan melestarikan sebuah kebudayaan," tandas Abah Anton.


Terkait itu, Abah Anton memandang, bahwa budaya bukan hanya identitas kultur belaka.


"Jauh daripada itu, melalui budaya, manusia dapat memahami kehidupannya. Memahami budaya secara esensi dan spiritualnya untuk menyatu kepada Sang Pencipta Alam Semesta dan berdamai pada diri sendiri maupun lingkungannya," papar Abah Anton.


Disampaikan juga, budaya yang kental akan sejarah menjadikannya sebagai suatu bacaan zaman atas apa yang terjadi di masa lalu, masa kini, dan masa nanti.


"Cakra Manggilingan yang terus berputar mengartikan Sunnahtullah kehidupan alam dan sosial akan terus bergulir antara kehidupan yang terang menuju gelap; begitupun sebaliknya kehidupan gelap menuju terang," papar Abah Anton.


Terakhir Abah Anton menyampaikan sebuah kutipan: 'Babad saat ini adalah babad mengisi dan memasuki gerbang kearah Gemah Ripah Loh Jinawi.'


"Karena kalau membuka Gerbang, sudah dimulai sejak zaman Kemerdekaan tahun 1945," tutup Abah Anton. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PKL Juara dan Gabungan Ormas se-Kota Bandung Satu Tekad, Bergema Dukung Dandan-Arif

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik

Relawan Kujang Dewa Ucapkan Selamat dan Sukses, Dedi-Erwan Memimpin Jawa Barat