Ancaman bagi Tukang Bohong

 


Oleh : Idat Mustari*


NEWSLETTERJABAR.COM-- Ada orang kalau bicara ‘beledag beledug’, intonasinya tinggi, kadang pemilihan katanya kasar, tata karma berbahasa dilanggar, tapi tak suka berbohong, jauh lebih baik dari orang yang bicaranya lemah lembut, yang santun bertutur katanya tapi suka bohong. Pun orang bodoh tapi jujur jauh lebih baik dari pada orang pintar tapi tidak jujur.


Orang yang suka berbohong bukan saja membohongi orang lain, tapi hakikatnya membohongi diri sendiri, dan Allah SWT. Sungguh kebohongan menyelamatkan sementara dan menghancurkan selamanya.  Tidak ada pasal pidana bagi orang yang sombong, atau bagi orang yang iri. Tapi bagi pembohong ada pasal pidananya, yang suka menyebarkan berita bohong dijerat Pasal 390 KUHP dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”). Sedangkan bagi orang yang suka berkata-kata bohong hingga orang lain merasa tertipu, dikenai Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”).


Orang yang terus menerus berbohong, hukuman pertama dari  Allah SWT dengan dihilangkan kesadaran dalam dirinya bahwa kebohongan itu telah menjadi tabiatnya. Ia tidak sadar bahwa ia berbohong bahkan sangat menikmati kebohongannya. Dan pada akhirnya, orang yang suka berbohong akan membunuh akal pikirannya dan mengubur hati nuraninya. Ia tidak akan pernah bisa berpikir benar. Berpikir benar adalah berpikir bukan hanya aku, tapi kamu dan kalian. Karena ketidak sadarannya itu cara berpikirnya pun salah yakni yang dipikirkan hanya dirinya sendiri tanpa peduli perasaan,dan kerugiaan orang lain. Sesungguhnya ini adalah hukuman yang paling buruk atas diri seorang manusia.


Hukuman lain bagi orang-orang yang suka berbohong adalah dicabut rasa ketenangan hatinya.( QS. Al-Baqarah 8-10). Senyuman di wajahnya hanyalah cara menutupi kegelisahan hatinya. Selain itu keberkahan hidupnya dicabut dan malaikat menjauh dari dirinya. Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Jika seorang hamba berdusta, maka malaikat akan menjauh darinya satu mil karena bau busuk.” (H.R. At-Tirmidzi)


Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat manusia untuk berkata dan berbuat jujur. Dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Berkata benar jadikanlah kebiasaan bagimu, karena benar mendatangkan kebaikan dan mengantarkan ke surga. Seseorang selalu berkata benar (pasti) ditentukan siddiq di sisi Allah. Dan berhati-hatilah kamu brbohong, karena berbohong menimbulkan kekejian (kejahatan) dan akibatnya akan menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Seseorang pembohong akhirnya ditentukan sebagai pembohong di sisi Allah”.


Kita sangat sulit bisa memiliki sifat kejujuran seperti Rasulullah SAW, tetapi kita harus terus belajar memperbaiki diri, mengakui kesalahan dan bertaubat kepada Allah SWT sebelum datang azab yang pedih. (*)


*Penulis adalah seorang Pemerhati sosial, dan Agama, Advokat tinggal di Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan SIAP NDan Ucapkan Selamat dan Sukses Atas Ditunjuknya Dandan Maju Calon Walikota Bandung

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik

Garut Membutuhkan Pemimpin Berjiwa Enterpreneur Government