Bukan sekedar Hapalan
Oleh Idat Mustari
WARTAGEMURUH.COM-- Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang petapa yang tingal di sebuah pohon. Banyak orang yang datang menemuinya karena merasa cocok dengan nasihat-nasihatnya. Lambat laun ia semakin terkenal dan dianggap sebagai guru yang bijaksana. Reputasinya semakin menyebar ke seluruh penjuru negeri, hingga berdatangan dari jauh untuk meminta petuahnya.
Bahkan Pak Gubernur pun memutuskan menemuinya untuk membahas berbagai hal penting. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh ketemu dengan sang petapa. Pak Gubernur berteriak, "Hai sang petapa, aku adalah Gubenur Provinsi, saya jauh-jauh hendak mengajukan pertanyaan yang paling Penting!”
Sang petapa hanya diam membisu di atas pohon. Sang Gubernur melanjukan, ”Ini pertanyaanku. Apakah hal yang terpenting yang diajarkan oleh semua orang bijak?”
Tak ada jawaban terdengar. Keheningan terpecahkan oleh suara lembut diatas pohon, "Inilah jawabannya, 'Jangan berbuat Jahat! Senantiasalah berbuat kebaikan.”
Sang Gubernur merasa jawaban itu sangat sepele, sambil menggerutu, “Hai Petapa, jauh jauh aku kesini, jawabannya ‘jangan berbuat Jahat! Senantiasalah berbuat kebaikan,’ Jika hanya ini anak 3 tahun juga tahu.”
Sejenak tak ada respon; tiba tiba
Sang petapa sambil menegok ke bawah, menimpali dengan tersenyum, ”Pak Gubernur, memang anak 3 tahun tahu, tapi orang yang sudah sampai umur 80 tahun pun masih sulit melakukannya.”
Anak kecil juga bisa menghapal ayat Al Quran, tapi orang yg sudah sampai umur 80 tahun belum tentu bisa mengamalkannya meskipun hanya satu ayat. (*)
Komentar
Posting Komentar