Kang Emil: 'Sebisa Mungkin tidak boleh Ada Karantina di Rumah'

 


Reporter Layla 

NEWSLETTERJABAR.COM-- Seluruh kepala daerah, baik kabupaten maupun kota, di Provinsi Jawa Barat untuk tidak membiarkan warga yang terinfeksi  corona virus disease (Covid-19) menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Demikian diminta Gubernur Jawa Barat, Ridwan. Senin (01/02/2021).

Dijelaskan pria yang akrab disapa Kang Emil, sebagaimana mengutip hasil kajian, karantina mandiri justru menjadi asal muasal penularan klaster keluarga masif terjadi di Jabar.

"Sebisa mungkin kalau bisa tidak boleh ada karantina di rumah ya. Karena hasil kajian, karantina di rumah itu sumber klaster keluarga, karena rumah-rumahnya berdempetan, kecil-kecil, bercampur," papar Kang Emil saat memberikan sambutan, yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube CISDI TV.

Terkait itu, sebagai solusi atas masalah tersebut, Kang Emil meminta kepala daerah agar memanfaatkan gedung-gedung atau bangunan milik negara sebagai tempat karantina mandiri.

Diharapkan Kang Emil, masyarakat yang terpapar Covid-19 menerima perawatan dan pengobatan secara maksimal.

"Nanti fasilitas hotel itu dibayar oleh BNPB. Pasti kan butuh perawat, nah perawatnya dibayar oleh Kemenkes, kira-kira begitu," tutur Kang Emil.

Pemprov Jabar, lanjut Emil, bakal memaksimalkan peran Puskesmas sebagai lini terbawah fasilitas kesehatan dalam penanganan pandemi ini.

"Sehingga warga yang terpapar Covid-19 yang termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat menerima pengobatan sejak dini dan mengantisipasi kondisi yang memburuk," tandas Kang Emil.

Langkah tersebut juga diharapkan Kang Emil  dapat menurunkan jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah RS yang hampir penuh.

"Strategi pemanfaatan Puskesmas itu telah diterapkan di Thailand dan Vietnam yang kini dinilai berhasil melandaikan kasus Covid-19 di negaranya. Makanya lebih sehat betul karena dilayaninya lebih dekat, lebih cepat lebih baik lagi ya," terang Emil.

Selain itu, Emil pun mengatakan tengah merancang sebuah program bertajuk Puskesmas Terpadu dan Juara (Puspa). Program itu nantinya fokus pada rekrutmen 500 orang untuk disebar ke 100 Puskesmas di Jawa Barat.

"Dengan penambahan masing-masing lima orang di setiap Puskesmas, saya berharap penelusuran kontak kasus Covid-19 dapat terealisasi dengan baik, sesuai target WHO 1:30 pelacakan," harap dia.

Kang Emil sebetulnya menginginkan,
programnya itu dapat diterapkan di sekitar total 1.060 Puskesmas di Jawa Barat. Hanya saja menurut dia, anggaran menjadi masalah utama pelaksanaan program.

Sementara, dalam kesempatan yang berbeda, soal isolasi mandiri ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sempat meminta pasien Covid-19 yang termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Upaya itu menurut dia perlu ditempuh karena ancaman rumah sakit yang hampir penuh.
Budi menyampaikan Indonesia sedang menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19 pasca liburan akhir tahun. Ia menyebut kapasitas tempat tidur di rumah sakit tidak akan cukup menampung seluruh pasien Covid-19.

"Tolong bapak ibu, kalau misalnya bapak ibu tidak demam dan tidak sesak napas, itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri. Kalau bapak ibu punya rumah sendiri, punya kamar sendiri, lakukan di rumah," kata Budi dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 11/01/2021 yang lalu.

Kendati demikian, Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu juga mengatakan pemerintah akan mengusahakan penyediaan lokasi isolasi baru bagi pasien Covid-19. Ia meminta pemerintah daerah menyiapkan wisma, asrama haji, atau hotel untuk menampung OTG Covid-19. (*)

Sumber cnnindonesia.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan Kujang Dewa Ucapkan Selamat dan Sukses, Dedi-Erwan Memimpin Jawa Barat

Pertemuan FORPIS dan Tokoh Masyarakat Garut Bahas Masa Depan Aktivitas Kepemudaan

PKL Juara dan Gabungan Ormas se-Kota Bandung Satu Tekad, Bergema Dukung Dandan-Arif