Setidaknya terdapat Dua Rutilahu di Karangpawitan Garut Perlu Renovasi

 


Laporan Wartawan newsletterjabar.com: Layla 

GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Rumah merupakan kebutuhan dasar dalam melaksanakan peran sosial bagi anggota keluarga. Setiap warga memerlukan rumah yang layak dan nyaman. Hal ini membawa implikasi pada kebijakan sosial melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni yang dikembangkan oleh pemerintah.

Sebagaimana disadari, masa pandemi  Covid-19 banyak memukul penghasilan warga pekerja harian. Dengan mengandalkan akitifitas kerja harian, seperti buruh tani harian, buruh pabrik  harian lepas atau buruh harian lainnya.

Dengan begitu terbukti, masalah kemiskinan merupakan suatu kenyataan sosial  yang tak dapat dielakan oleh masyarakat. Disetiap daerah ada saja kategori masyarakat miskin.

Sejauh keberadaan itu ada, akan menjadi ironis jika dikaitkan dengan  Kabupaten Garut yang kerap mengklaim  mewujudkan Visi Kabupaten Garut , yaitu Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera, tetapi di pinggir kota masih ada penduduk yang terbelakang. Mereka seolah termarjinalisasi dengan keadaannya.  Istilah  kumuh dan miskin  (kumis)  lebih akrab untuk mengalamati beberapa daerah di Kabupaten  Garut.


Terkait itu, September 2020 lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Garut sempat menyampaikan, bantuan perbaikan ratusan rumah tidak layak huni dari Provinsi Jawa Barat diberikan sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam menyediakan kenyamanan tempat tinggal di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Dikatakan, Pemkab Garut akan memperbaiki ratusan rumah warga miskin yang tidak layak huni (rutilahu) di Kabupaten Garut. Total rutilahu yang akan diperbaiki dari anggaran Provinsi Jawa Barat ini 780 rumah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Garut.

Melihat kondisi pandemi, saat pemerintah membatasi ruang gerak beberapa warga musti berhadapan dengan suasana dilematis.

Berdasarkan pantauan tim newsletterjabar.com, di Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut, setidaknya terdapat 2 keluarga yang tinggal di rumah sangat sederhana. Para penghuninya bertahan hidup dengan segala keterbatasan ekonomi mereka.


Pihak pertama adalah keluarga Supriatna (61), seorang buruh harian lepas warga Cimasuk, Desa Suci, Kecamatan Karangpawitan.

Supriatna dan istrinya Nunung (58) bersama 4 orang anak telah puluhan tahun merasakan kesulitan atas kondisi kehidupannya.

Mereka tinggal di gubuk kecil yang kondisinya memprihatinkan. Bagian-bagian rumahnya tampak kumuh dan lapuk dimakan usia; bahkan beberapa tiang sudah dalam kondisi miring-miring.

Dikatakan Supriatna, jika hujan turun, atapnya bocor yang membuat dinding bangunan semakin rapuh.

Kondisi demikian membuat Supritana hanya bisa pasrah.

“Penghasilan saya sebagai buruh tani di lahan sawah tetangga hanya cukup untuk makan sehari-hari. Untuk kebutuhan sekolah anak, alhamdulillah kami mendapat bantuan PKH” aku Supriatna.

Pihak kedua masih di Kecamatan Karangpawitan,Teti (48), yan g tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dan berdinding bilik yang kondisinya sudah lapuk.

Diungkapkan Teti, dirinya belum  mendapatkan bantuan baksos Covid-19. Dia hanya mendapat bantuan PKH karena memiliki anak yang masih sekolah.

"Saya bersama keluarga mendapatkan bantuan PKH, katanya yang mendapat PKH tidak menerima bantuan Covid,” ungkap Teti.

Diceritakan Teti, suaminya, Mustofa (52), hanya sebagai tukang servis mesin jahit; karena itu, dirinya merasa kesulitan mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumah.

Diharapkan Teti, keluarganya bisa terdaftar sebagai penerima bantuan.

“Bapak hanya tukang servis mesin jahit dengan alat seadanya; bisa menghidupi 2 anak kami sudah merasa bersyukur," tutur Teti.

Ditambahkan Teti, dia sebelumnya bekerja sebagai tukang bungkus dodol di pabrik dodol dekat rumah, namun  karena pandemi Covid-19,  pabrik untuk sementara diliburkan.

"Saya tidak mengerti  untuk mendapatkan bantuan memperbaiki rumah atau bantuan lain untuk membantu kesulitan kami,  kami harus mengadu kepada siapa,” ungkapnya.

Sehubungan itu, kedua keluarga tersebut sangat mengharapkan adanya pihak dermawan, teristimewa pihak pemerintah untuk peduli terhadap kondisi rumah mereka. (ed. Toni Gempur) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan Kujang Dewa Ucapkan Selamat dan Sukses, Dedi-Erwan Memimpin Jawa Barat

Pertemuan FORPIS dan Tokoh Masyarakat Garut Bahas Masa Depan Aktivitas Kepemudaan

PKL Juara dan Gabungan Ormas se-Kota Bandung Satu Tekad, Bergema Dukung Dandan-Arif