Postheatron Gelar 'Murak Manggoe 2020' di Tengah Pandemi
Laporan Kontributor newsletterjabar.com: Rizal
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Murak Manggoe atau pentas kasenian di Malam Minggoe , yang untuk pertama kali dilaksanakan pada 2009, adalah program tahunan dari komunitas budaya Posstheatron sebagai wahana membuka ruang bagi para penggiat seni atau seniman untuk mempertunjukan kreasinya pada masyarakat agar eksistensi seni di Garut tetap terjaga.Dari sana masyarakat dapat berapresiasi atau menikmati seni yang tampil beraneka.
Demikian disampaikan Ketua
Postheatron, Fachroe, dalam
keterangan tertulisnya kepada newsletterjabar.com.
Dikatakan Fachroe, Murak Manggoe ‘2020 mengusung tema 'mari membakar kasur agar seni tidak pernah tidur' di tengah wabah pandeni yang masih menjadi perhatian pemerintah dan publik.
"Seni tetap harus terbangun," ungkap dia.
Ditambahkan Fachroe, pertunjukan yang dipurak dalam Murak Manggoe '2020 adalah seni tradisional dan modern, yaitu musikalisasi puisi oleh Poesual Art Show; Tari Mulat wani; Dramatisasi sajak Hiji Pamplet di Tanah Sunda nu Merdeka Karya Rosied E. Abby oleh peserta Teaterapi 11 Posstheatron; Tari oleh Sakinten dan dari LSS STIE Yasa Anggana;
Musik The Bazzier; juga monolog ‘Anjing” karya Rahman Sabur oleh Abas dari Teater Jalarea Uniga;
serta Screening dokumenter dan bicang-bincang Festival Nyaneut.
"Pelaksanaannya 26 Desember 2020, 14.00 - 20.00 WIB di Padepokan Sobarnas Martawijaya, Jalan Raya Cipanas, desa Langensari Taogong Kaler, Garut," jelas Fachroe.
Diterangkan dia, sehubungan
dengan keadaan jaman kenormalan baru, panitia sangat membatasi audien, itupun dengan protokol kesehatan yang super ketat.
"Meskipun begitu sebagaimana tema murak manggoe '2020 yang kami usung, kami tetap berkreasi serta terus berdaya dalam kondisi yang ada," tutur Fachroe.
Dan tekhnologi kini, lanjut Fachroe,
menjadi kemungkinan hakiki; dengan demikian para audien dapat menyaksikan juga di kanal youtube Posstheatron.
"Kami sangat berterima atas dukungan dan partisipasi dari semua talent juga penggerak kegiatan ini, dengan harapan silaturahmi seni ini tetap terjalin serta tidak melupakan daya kreasi meski terbatasi," kata Fachroe.
"Akhirnya kami, kita semua berharap pandemi ini segera pergi. Semoga kita tetap diberikan kesabaran dan kesadaran tiada henti. Dengan seni, mari!" tambah Fachroe memungkas. (ed. Toni Gempur)
Komentar
Posting Komentar