'Kersaning Allah', Penjual Mainan Anak: 'Alhamdulillah Mendapat saja Rejeki'
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Kata orang, zaman semakin modern. Saat ini anak-anak lebih memilih gadget sebagai sahabat terbaik dalam keseharian mereka. Mereka seakan lupa bahkan tak mengenal sama sekali adanya permainan tradisional.
Sangat bisa dipastikan, kenyataan tersebut akan berpengaruh terhadap nasib pedagang mainan keliling.
Adalah seorang pedagang mainan keliling bernama Pak Nana.
Di tengah perkembangan atau lebih tepat disebut perubahan zaman, yang membuat anak-anak lebih menggandrungi bermain gadget, Pak Nana berusaha tetap bertahan dengan mata pencaharian berjualan mainan anak.
Dengan sepeda tua kesayangan yang sudah dalam kondisi kondisi tanpa rem, Pa Nana dengan istiqomah menjajakan dagangannya demi mengais rejeki yang halal.
Kebiasaan tersebut bukan dalam waktu singkat Pa Nana jalani, melainkan sudah berbilang tahun lamanya.
"Abdi tos 10 tahun langkung icalan cocoan budak, langlayangan sareng bebedilan tina awi. Ti kapungkur mung icalan nu kieu teu kantos digentosn ku nu sanes. (=Saya sudah 10 tahun lebih berjualan mainan anak, layang-layang dan mainan tembakan dari bambu. Dari dulu hanya jualan yang seperti ini, tidak pernah diganti dengan barang lain)," ungkap Pa Nana kepada awak media newsletterjabar.com, Jum'at (20/11/2020)
Disampaikan Pa Nana, kegiatan kesehariannya tersebut sebagai ikhtiar mengais rejeki untuk melaksanakan kewajiban menafkahi keluarganya.
"Abdi icalan kanggo maparin kasab ka keluarga. Sanaos murangkalih ayeuna langkung resepeun kana hape, tapi alhamdulillah sok aya wae nu ngagaleuh dagangan abdi. Kersaning Allah, aya wae rejeki bagian abdi (=Saya berjualan untuk menafkahi keluarga. Walau anak-anak sekarang lebih senang terhadap handphone, tapi alhamdulillah ada saja yang membeli dagangan saya. Sebab Allah, ada saja rejeki yang menjadi bagian saya," kata Pa Nana.
Diceritakan Pa Nana, hasil berjualan yang dia peroleh kurang dari seratus ribu rupiah tersebut, dia manfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan mengadakan barang dagangannya untuk keesokan harinya.
Penghasilan tersebut, menurut dia, dianggap cukup untuk keperluan di rumah bersama anak, menantu, dan 4 cucu, di belakang Taman Perumahan Cempaka Indah, Lebak Jaya, Karangpawitan, Garut.
"Aya incu nu masih keneh sakola. Alhamdulilah, dikeureuyeuh we ikhtiar sanaos sok rajeun ngaraos rejeki teh teu acan puguh, mung ari kanggo nyakolakeun mah sok meryogikeun. (= Ada cucu yang masih sekolah. Alhamdulillah terus saja berikhtiar sekalipun suka merasa bahwa rejeki itu serba tidak memiliki kepastian, tapi untuk keperluan menyekolahkan itu diprioritaskan)," papar Pa Nana.
Diakui Pa Nana, berjualan mainan anak sangat menuntut kerja keras, teristimewa saat berlangsung libur panjang yang berimbas pada surutnya peminat mainan anak.
"Kantenan ayeuna usum Corona. Kekengingan teh sakedik pisan. (=Apalagi sekarang musim Corona. Pendapatan sangat minim)," aku Pa Nana.
Ditambahkan dia juga, tidak masuknya anak-anak ke sekolah secara berkepanjangan karena Corona membuat dagangan sepi pembeli.
Berjualan, tambah dia, hanya rame saat anak-anak bersekolah dan bermain di seputaran Perum Cempaka, tempatnya berjualan.
Biasanya, terang dia, kalau ada sekolah, saat istirahat anak-anak itu jajan, tapi kalau libur nggak ada yang jajan.
Katena itu, Pa Nana harus berkeliling atau mangkal di komplek saja selama sekolah libur.
Betapapun keberadaan usaha Pa Nana sekarang, dia berharap bisa memiliki rumah yang layak untuk keluarganya dan membuat cucu-cucunya lulus sekolah agar memiliki masa depan yang baik.
Tersampai do'a terbaik untuk Pak Nana sekeluarga. Semoga senantiasa diberi perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan. Aamiin. (*)
Dideskripsikan ulang dan dilaporkan kontributor Newsletter Jabar, Layla.
Komentar
Posting Komentar