Wisata ke Alam Renungan
Wisata ke Alam Renungan
(catatan dibuang sayang)
Sepertinya banyak orang yang merasa bahwa 'hidupnya' di dunia ini akan selamanya --merasa akan kekal dalam keberadaannya sekarang.
Mereka berusaha melanggengkan kejayaan tanpa akal sehat.
Mereka tidak sadar bahwasanya dalam kehidupan ini tiap langkah adalah 'kembara sesaat'.
--Kembara yang kita sendiri tidak diberi pengetahuan sedikitpun akan titik akhirnya: 'kapan, di mana, dan bagaimana kita menghadapi akhir kehidupan sebagai ending dari semua langkah'.
Dan bagaimana tapak pijakan kita dapat menberikan makna?
Tentu kepastiannya milik Tuhan semata (kita hanya bisa berprasangka).
Tuhanlah pemilik vonis sekaligus pemilik eksekusi atas apapun, termasuk kematian.
Dan kematian itu sejatinya akan menjadi jeda di antara dua kehidupan: 'fana dengan baka'.
Dari keduanya itu akan menjadi
sebab-akibat atas 'pahala' atau 'siksa'.
Betapapun skenario yang dibuat manusia untuk melanggengkan kehidupan yang sekaligus melanggengkan kekuasaannya, tetap saja bukan hal yang dapat diterima akal sehat, yang paham akan kodrat dan hukum.
Jadi, skenario macam apa lagi 'yang akan kita buat'?
Lalu, 'Nikmat yang mana lagi yang hendak kita ingkari?' (*)
Tulisan ini diambil dari catatan yang terserak. Bukan karya jurnalistik. (toni gempur)
Komentar
Posting Komentar