Ternyata di Garut ada 'Bangklung', Seni Musik Khas Sunda.


GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Bagi yang belum mengetahui sebuah nama dari  jenis kesenian bernama 'Bangklung', ada baiknya menyimak dengan seksama tulisan dari hasil liputan seorang kontributor NEWSLETTERJABAR.COM,

Secara etimologis 'Bangklung' merupakan akronim yang diambil dari kata 'terebang' dan 'angklung', jadilah 'bangklung'. 

Terebang sendiri serupa rebana, dan difungsikan dengan cara dipukul pada satu sisinya yang dipasangi kulit, sedangkan angklung adalah sebuah alat musik tradisional Sunda yang terbuat dari bambu. 


Kolaborasi kedua alat musik tradisional tersebut, juga diharmonisasi dengan kehadiran jenis musik terompet. 

Secara keseluruhan, tampilan Banhklung akan dilengkapi juga dengan vokalis atau penyanyi yang dilengkapi dengan penari. 



Merujuk pada catatan resmi, Bangklung sebenarnya sudah diakui dan diresmikan sejak 1 Desember 1979 oleh Pemda Kabupaten Garur. Jadi, sudah eksistensinya sudah menjelang 41 tahun

Diketahui, Bangklung masih tetap eksis di masyarakat karena ada komunitas yang tetap melestarikan keberadaanya. 



Salah satu komunitas tersebut adalah yang bernama 'Candra Maya Bangklung'. 
Candra Maya Bangklung termasuk komunitas  yang dengan gigih serta secara optimal mempertahankan Bangklung. 

Hingga sekarang, terdapat beberapa orang generasi muda yang mulai tertarik pada kesenian Bangklung ini. 

Walaupun mereka  belum secara intensif mengikuti  latihan secara khusus, setidaknya mereka sudah merasa tertarik dengan kesenian Bangklung. 

Ketua Komunitas Kesenian Bangklung Candara Maya, Ahmad Lugiana yang disapa akrab Agus, mengharapkan, kesenian Bangklunh bisa masuk lagi ke kurikulum sekolah sebagai pelajaran tambahan atau ekstra kulikuler. 

"Hal itu sempat disampaikannya kepada Disparbud beberapa bulan yang lalu, namun hingga kini belum ada tanggapan dan realisasi," jelas Agus. Senin (14/09/2020) 

Ditambahkan Agus, Bangkkung Candara Maya sudah beberapa kali tampil dalam acara seremonial pemerintahan.

Terkait aktifitas latihan, diakui Agus, sejumlah minimal 20 personel Bangklung masih dilakukan di sebuah rumah yang beralamat di Cisero, Cisurpan. Hal itu dikarenakan belum ada sanggar khusus yang dapat dimanfaatkan untuk latihan. 

"Untuk pemain total berjumlah 20 orang, terdiri atas 5 orang penabuh terebang;12 orang pemain angklung; 1 orang peniup tarompet;1 orang vokalis; dan 1 orang penari atau bisa disebut lengser," papar Agus.

Agus juga sangat berharap ada pagelaran yang khusus menampilkan kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Garut. 

Harapannya tersebut dalam rangka mengenalkan kepada generasi muda agar lebih mengenal khazanah kesenian tradisional yang menjadi asset budaya di daerahnya sendiri. 

Terakhir, Agus juga berpesan kepada para pemuda agar bisa belajar mencintai kesenian dan budaya yang ada didaerahnya.

"Untuk generasi milenial diharapkan bisa mencintai dan melestarikan seni budaya tradisional karena mau siapa lagi yang akan meneruskan seni tradisional ini kalau bukan generasi muda sebagai pemegang tongkat estapet dalam rangka meneruskan perjuangan mencapai tujuan," pungkas Agus. Ungkapnya. (Rizal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan SIAP NDan Ucapkan Selamat dan Sukses Atas Ditunjuknya Dandan Maju Calon Walikota Bandung

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik

Garut Membutuhkan Pemimpin Berjiwa Enterpreneur Government