Proses Pengerjaan Jalan Toblong - Simpang Dikeluhkan Masyarakat
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Warga Desa Sagara, Desa Maroko dan Desa Cibalong mendatangi kantor Dinas PUPR. Kedatangan tersebut untuk menyampaikan beberapa keluhan terkait pengerjaan proyek betonisasi jalan Toblong-Simpang di daerah Cinangsi, Desa Toblong Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut. Selasa (01/09/2020)
Salah seorang tokoh masyarakat Maroko, sekaligus perwakilan dari warga, Otang mengatakan, beberapa masalah yang perlu masyarakat sampaikan.
"Alhamdulillah kami diterima langsung oleh PPK Bidang Binamarga pada Dinas PUPR," ungkap Orang.
Dijelaskan Otang, yang menjadi masalah serta yang menjadi keberatan atas proses pengerjaan jalan tersebut, adalah antara lain,
1. Penutupan jalan secara total sehingga arus barang dan orang jadi meningkat, dampak dari penutupan secara total biaya angkut barang jadi bertambah, harga produl pertanian, perkebunan dan kehutanan jadi murah.
2. Ada aktivitas pemalakan yang dilakukan oleh oknum masyarakat, sebab jalan tersebut di portal dan jika mau lewat harus membayar 2000 rupiah setiap melewati jalan tersebut, dan tidak jarang menimbulksn ketegangan di srkitar itu antar madyarakat, untuk itu kepada polres dan polsek singajaya untuk segera turun tangan untuk segera membubarkan kegistsn portal dilokasi proyek tersebut sebelum terjadi gesekan di masyarakat.
3. Biaya transportasi pegawai yang biasanya hanya 10.000 sekarang bisa mencapai 70.000 sbb pakai ojeg.
4. Kualitas pekerjaan yang sangat buruk, jgn kan untuk dilewati kendaraan barang yang tonasenya berat, baru dilewati motor roda 2 saja srkarang kondisinya sudah berantakan lagi, fan menimbulkan sering kecelakaan, sebab beton yang meteka kerjakan kualitasnya sangat buruk.
5. Pengerjaan sangat lambat, yerkadang sehari hanya nambah 5 meter saja, dan bahkan sering liburnya, terkadang 5 hari gak ada aktivitas proyek, dg terkatung2nya peketjasn tersebu jelad merugikan masyarakat sbb memakan eaktu yang lebih lama, pemgerjaan proyek tetsebut hanya menggunakan molen kecil 1 unit layaknya akan melakukan pengecoran jalan gang..
"Mobil molen dan batching plant hanya dijadikan tampilan saja buktinya semua itu gak difungsikan, pengerjaan proyek tersebut sangat jauh dari stsnfar pengerjaan betonisasi jalan raya," papar Otang.
Diakui Otang, pihak masyarakat menyesalkan Dinas Binamarga Garut yang lamban dan tidak tegas.
"Seharusnya menunjuk perusahaan yang betul betul bonafid jangan perusahaan kelas penunjukan. Mengerjaka proyek lelang, akhirnya seperti ini akibatnya. Bagi kami gak ada urusan pengusaha lokal atau luar yang penting kualitas pekerjaan sesuai dengan standar layaknya betonisasi jalan raya," kata Otang.
Dalam pertemuan tersebut, pihqk Otang mendesak Dinas PUPR untuk segera memutus kontrak karena perusahaan tersebut dianggap tidak layak mengerjakan proyek lelang seperti itu.
"Kami juga meminta inspektorat dan tim TP4D Kejaksaan untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek ini. Sekalipun pekerjaan ini dilanjutkan jelas akan kami laporkan ke BPKP dan BPK RI. Kami orang garsel sudah muak dengan prilaku pemborong seperti ini," tandas dia.
"Jalan tersebut kami tunggu perbaikan nya sejak 17 tahun yang lalu belum kunjung ada perbaikan. Di masa Pak Bupati yang sekarang alhamdulillah ada komitmen untuk memperbaiki, namun dinodai oleh rekanan yang gak profesionalismenya," pungkas Otang. (dk/ed.tg)
Komentar
Posting Komentar