Pelaku UKM Difabel tetap Semangat di Pandemi Covid-19
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Adalah Yesi Endah Sundasari, seorang wanita berusia 41 tahun. Dia kini bergelut sebagai UKM bidang kuliner. Beberapa produk penganan yang diolahnya adalah bawang goreng, makroni rasa, dan telur gabus keju yang diberi merek dagang KUKEBI.
Saat disambangi newsletterjabar.com di rumahnya, Kampung Babakan Loa, RT 01-RW 08, Desa Babakan Loa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, ternyata, bukan produk KUKEBI-nys semata yang membuat kesan istimewa pada diri Yesi. Jauh dari itu, adalah potensi percaya diri serta semangat kerjanya yang luar biasa.
Betapa tidak!
Yesi adalah seorang difabel. Aktifitas kesehariannya dilakukan di atas kursi roda.
"Pada tahun 2000, masih di SMA, saya jatuh dari pohon mangga," akunya kepada newsletterjabar.com, Kamis (03/09/2020)
Diceritakan Yesi, dirinya tidak pernah putus semangat dengan kondisi pisiknya itu.
Diakuinya, dari hari ke harinya, malah dia senantiasa memicu semangat demi keberhasilannya.
Pada awal 2017, lanjut Yesi, dia merintis usaha bidang kuliner.
Untuk membuka akses jaringan bisnis serta mendapat binaan, dirinya masuk lembaga Wira Usaha Baru (WUB) Balai Latihan Koperasi (Balatkop), Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat.
"Sejak itu saya mendapat pendampingan dari Ibu Lina Gempur," jelasnya.
Kurang dari setahun, jelas Yesi, masih dalam dampingan Lina Gempur, pihak Kemenkop berkenan memberi bantuan dana guna pengembangan usaha senilai Rp. 12 juta.
"Uang senilai itu saya maksimallkan untuk membeli peralatan produksi berupa spiner, sealer, mesin pengiris bawang, serta dimanfaatkan untuk keperluan kemasan agar tampilan produk saya dapat lebih menarik," papar Yesi.
Hingga sekarang, aku Yesi, walau secara formal sudah tidak menjadi pendamping UKM, silaturahmi dengan Lina Gempur terus berjalan.
"Hingga saat ini dengan Ibu Lina Gempur tetap bersilaturahmi. Beliau terus mendampingi saya, bahkan untuk urusan bidang lain, seperti dalam kapasitas saya sebagai ketua DPC
Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kabupaten Garut, kami sering bertukar pikiran," aku Yesi.
Dikonfirmasi Newsletterjabar.com, mantan pendamping WUB Balatkop, Diskop Ukm Jabar, Lina Gempur, membenarkan Yesi.
"Selain bertukar pikiran tentang tata laksana produksi dan produknya, kami juga sering berdiskusi tentang pentingnya membangun sebuah organisasi, terlebih yang melibatkan orang-orang difabel," jelas Lina.
Terkait pandemi Covid-19, diakui Yesi sebagai masa yang menyulitkan.
"Pada Maret hingga pertengahan April 2020, nyaris tidak ada order sama sekali. Sekarang juga masih belum normal. Bahkan yang sebelumnya ada beberapa rekan difabel yang akan saya berdayakan, karena kondisi pasarnya masih sepi, saya tunda dulu karena belum mampu untuk memberi imbalan. Kasihan sih sebenarnya," pungkas Yesi Endah Sundasari. (ling)
Komentar
Posting Komentar