Sebelumnya mau Bunuh Diri, Setelah Disantuni Kaki Palsu, kini Iwan Produksi Sendiri
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Guratan takdir memang tak dapat dipilih. Betapapun terasa buruk, manusia tetap harus menerima dan berkewajiban mengimani takdir yang terjadi. Selebihnya, manusia diwajibkan berusaha untuk senantiasa memperbaiki nasib.
Adalah Iwan (36) kelahiran Kampung Bebedahan, Desa Malangbong, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, pada tahun 2010 mengalami kecelakaan kerja.
Akibat kecelakaan itu, Iwan harus merelakan kakinya diamputasi dari bagian atas lututnya.
Berat bagi Iwan menerima kenyataan demikian, sebagian besar kaki sebelahnya terpotong.
Beberapa saat, Iwan nyaris tak mau menerima kondisinya itu.
"Merasa gak ada harganya dengan memiliki satu kaki," aku Iwan.
Ditambahkan Iwan, pada saat itu dirinya terasa mau bunuh diri.
"Perasaan putus asa itu karena saya merasa sangat sulit berjalan. Apalagi tanpa alat bantu seperti kaki palsu," ungkapnya.
Bagaimana tidak merasa depresi, lanjut Iwan, harga kaki palsu itu sekitar Rp. 15 juta. Sementara kehidupan keluarganya juga sangat terbatas.
"Tapi berkat kepedulian para kaum muda terhadap keberadaan saya, serta kegigihan mereka memperjuangkan alat bantu yang saya butuhkan, akhirnya saya mendapatkan kaki palsu yang selama saya diimpikan. Subhanalloh kaki palsu menjadi segalanya bagi saya," paparnya.
Dikatakan Iwan, pengkondisian kaki palsu tersebut nemakan waktu sekitar 3 bulan.
Bercermin atas pengalaman pribadinya itu, Iwan tergugah untuk bisa membuat sendiri kaki palsu. Dia berniat kaki palsu buatannya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkannya, yakni penyandang disabilitas seperti dirinya.
Singkat cerita, berkat itikad kuat dibarengi keuletan, hingga kini sudah ribuan orang seperti Iwan mendapatkan bantuan kaki palsu yang dibuat Iwan.
"Kaki palsu yang saya buat ada yang sampai ke Papua," ujar Iwan.
Terkait kegiatannya tersebut, Iwan berharap, ada pihak hartawan atau pemerintah sudi membantu agar kegiatannya itu bisa berjalan lancar.
"Karena terbentur anggaran, saya mengharapkan uluran tangan para hartawan atau pemerintah," harap orang membentuk komunitas disabilitas dengan 40 anggota se-Malangbong ini.
Perkataan Iwan itu sendiri dibenarkan oleh Penasehat Komunitas Disabilitas Kecamatan Malangbong, Agus.
Agus juga berharap, peristiwa dan pengalaman Iwan menjadi inspirasi bagi banyak pihak.
"Cacad bukan satu halangan untuk berkarya dan bermanfaat buat sesama," ungkap Agus. (Abah Rohman/ed.tg)
Komentar
Posting Komentar