Kenanglah Aku!
GARUT, NEWSLETTERGARUT.COM– Manusia yang dicatat dalam sejarah paling lama, yang sampai saat ini disebut namanya, bukan saja oleh orang Islam melainkan juga oleh umat Kristen dan Yahudi, adalah Nabi Ibrahim As. Orang Kristen dan Yahudi menyebutnya sebagai Abraham.
Kita sebagai orang Islam akan menyebut nama Ibrahim, paling tidak dalam hitungan shalat yang kita Laksanakan: “Allahumma shalli ‘ala muhammad, kama shalaita ala ibrahim…….”.
Nama Ibrahim dikenang, disebut sejak beliau wafat, berabad-abad lamanya, hingga kini.
Ibrahim As pada saat hidupnya berdo’a kepada Allah SWT. yang do’anya tersebut diabadikan dalam AlQuran: “Jadikanlah aku sebagai buah tutur yang baik bagi orang-orang sepeninggalku”. (Al Syuara : 84)
Allah Swt. mengabulkan do’a Nabi Ibrahim tentunya setelah Ibrahim As melakulan seluruh perintah-Nya, bahkan perintah yang menurut ukuran logika manusia, tidak mungkin dilakukan oleh siapapun.
Adapun perintah tersebut adalah berkorban dengan anak semata-wayangnya; anak yang sangat dicintainya.
Walau begitu, atas ketaatan Ibrahim As kepada Allah SWT, beliau mengikhlaskan anaknya untuk dikorbankan, yang pada akhirnya Allah SWT menggantikannya dengan seekor domba.
Ibrahim telah menunjukan kepada Allah kesediaan berkorban demi menjalankan perintah Allah. ibrahim telah memberikan contoh kepada manusia setelahnya hingga kepada kita sekarang agar bersedia berkorban demi menunjukan ketaatan kepada Allah SWT.
Ibrahim telah mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan. Adapun, untuk bisa berbuat baik dibutuhkan kerelaan berkorban, baik berkorban berupa waktu maupun materi hingga berkorban dalam bentuk perasaan.
Ibrahim adalah contoh untuk keberadaan setiap kita supaya kita menjadi kenangan indah bagi generasi sepeninggal kita.
Ibrahim mengajarkan kita agar kita tidak hilang begitu saja setelah ditelan bumi sebagai tidak ada sedikitpun jejak kebaikan yang kita lakukan; tak ada sebaris kalimatpun; bahkan sepatah katapun yang bisa dikenang setelah kita meninggalkan dunia ini.
Ibrahim As adalah contoh bagi kita sebagai manusia dalam berbuat kebaikan bagi orang lain, bagi umat, bagi manusia yang lainnya.
Boleh jadi kita tak akan pernah bisa seperti Ibrahim As yang dikenang sepanjang sejarah manusia. Akan tetapi, kita tak perlu lantas surut untuk berbuat baik bagi umat, bagi bangsa dan negara.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk berbuat baik. Kebaikan yang kita lakukan sekecil apapun itu, pasti akan dikenang oleh mereka yang pernah menerima kebaikan kita tersebut.
Sesungguhnya mereka yang berbuat baik kepada kita atau kita kepada orang lain, sedang berkata, “Kenanglah aku”.
* Penulis adalah seorang pengamat sosial dan keagamaan yang berdomisili di Bandung*
* Penulis adalah seorang pengamat sosial dan keagamaan yang berdomisili di Bandung*
Komentar
Posting Komentar