Nomaden di Gunung Selamet.
Bernostalgia kala itu,
Suatu musim yang membahayakan, suatu keadaan yang penuh tantangan,
Saat diri sangat mengkhawatirkan,
Ahh tertawa adalah obat untuk dingin nya sang alam, di balut dengan basah nya guyuran hujan, namun sedikit terhangati oleh kebersamaan.
Dimana tujuan utama bukan lagi sang atap jawa tengah, Melainkan berusaha untuk kembali pulang ke rumah,. Menguatkan tekad agar tak melemah, hanya untuk berpetualang seolah penjelajah, .
Apakah aku menjadi seorang pejuang pencakar langit? Ku rasa tidak,. Disana diriku malah merepotkan pejuang yang lain, aku minta maaf.
Dari sana aku belajar memahami, manusia yang kadang ego nya sudah tak manusiawi, ternyata sangat membutuhkan orang baik yang peduli,
Aku pun belajar mengerti, bahwa semesta hanya perlu di hargai, jangan bawa pulang apapun kecuali diri.
Meskipun ketika mencapai puncak tak seperti apa yang di bayangi, setidaknya kita mendapati banyak materi untuk lebih di pelajari,. Kabut dan desiran angin yang mengusap pipi, ia akan menjadi saksi ada banyak manusia yang berjuang dengan berani, untuk menapak kan kaki nya sendiri di tanah yang amat tinggi.
Waktu itu untuk pertama kalinya di Puncak Gunung Slamet,
Saya Raffi Aziz berdiri.
Gunung Slamet, via bambangan, purbalingga, Jawa tengah, 3428Mdpl
Suatu musim yang membahayakan, suatu keadaan yang penuh tantangan,
Saat diri sangat mengkhawatirkan,
Ahh tertawa adalah obat untuk dingin nya sang alam, di balut dengan basah nya guyuran hujan, namun sedikit terhangati oleh kebersamaan.
Dimana tujuan utama bukan lagi sang atap jawa tengah, Melainkan berusaha untuk kembali pulang ke rumah,. Menguatkan tekad agar tak melemah, hanya untuk berpetualang seolah penjelajah, .
Apakah aku menjadi seorang pejuang pencakar langit? Ku rasa tidak,. Disana diriku malah merepotkan pejuang yang lain, aku minta maaf.
Dari sana aku belajar memahami, manusia yang kadang ego nya sudah tak manusiawi, ternyata sangat membutuhkan orang baik yang peduli,
Aku pun belajar mengerti, bahwa semesta hanya perlu di hargai, jangan bawa pulang apapun kecuali diri.
Meskipun ketika mencapai puncak tak seperti apa yang di bayangi, setidaknya kita mendapati banyak materi untuk lebih di pelajari,. Kabut dan desiran angin yang mengusap pipi, ia akan menjadi saksi ada banyak manusia yang berjuang dengan berani, untuk menapak kan kaki nya sendiri di tanah yang amat tinggi.
Waktu itu untuk pertama kalinya di Puncak Gunung Slamet,
Saya Raffi Aziz berdiri.
Gunung Slamet, via bambangan, purbalingga, Jawa tengah, 3428Mdpl
Komentar
Posting Komentar