Aktifitis '98 Hasanuddin:' Yth. Rekan Media'

 


GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Selamat Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2021 yang juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI.

Demikian disampaikan seorang aktifis '98, Hasanuddin, dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN). Senin (08/02/2021)

Dikatakan dia, pers kini sudah menjadi pilar keempat demokrasi; pers tidak hanya menyambaikan fakta dan informasi dalam pemberitaannya, tetapi juga menjadi sarana pengawasan sosial bagi Trias Politica Demokrasi.

Ditandaskan juga, pers sudah menyatu dalam peradaban manusia, khususnya peradaban Kabupaten Garut.

"Ada banyak wartawan yang saya kenal, beberapa di antaranya sudah sepuh dan senior, yang terlibat banyak dalam beberapa era pemerintahan; yang konsisten mewartakan fakta dan informasi; tidak hanya sebagai bagian dari profesi pekerjaan, melainkan juga seni menulis berita dan bagian tak terpisahkan dalam hidupnya; diantaranya Pa Yus (Yus Hatta, almarhum), Kang Mus (Mustafa Fatah), Kang Wawan (Wawan Juarna), Kang Ade (Ade Kartos), keluarga Om Robi Taufik Akbar, dan banyak lagi lainnya," tutur Hasanuddin.

Mereka, lanjut dia, telah banyak berjasa bagi kabupaten ini, mewartakan banyak hal dengan dinamikanya.

"Suatu saat, saya pernah melakukan aksi protes di Tahun 1995, saat itu saya masih mahasiswa, Aksi bersama Petani Selekta Cisrupan mendatangi Kantor Kecamatan dan Koramil setempat untuk menyampaikan protes karena konflik dengan pihak pengusaha, yang berdampak pada kegegeran," papar Hasanuddin.

Melalui medialah, Harian Mandala, Kang Mus, sambung dia, peristiwa itu diberitakan.

"Kita ketahui sesuatu sangat sulit di era itu," jelas Hasanuddin.

"Pun demikian dengan sebelumnya, Hari Pers Nasional di Garut bekerja sama dengan Senat Mahasiswa (SM STÌE Garut), yang saat itu saya sebagai ketua senat mahasiswanya, pernah mengundang Tokoh Kritis "Sri Bintang Pamungkas" yang berakhir dengan pencekalan. Namun, kegiatan tetap berlangsung, berkat semangat dari sahabat media, khususnya Kang Mus dan Tokoh Ulama kharismatik Khalid Tauziri (almarhum) yang menjamin keamanan pada saat itu," tambah dia.

Dua peristiwa ini, dan masih banyak peristiwa lainnya di Kabupaten tercinta kita, menurut Hasanuddin, menggambarkan kebebasan pers tidak serta merta turun dari langit; ada perjuangan insan pers di Garut.

"Banyak suka duka dengan sahabat pers di Garut, Kang Wawan yang sering beriskusi di Kantor PWI saat itu, sabar mendengarkan kegelisahan kami," aku Hasanuddin.

Demikian juga dengan Kang Ade Kartos, tambah Hasanuddin, pegiat media senior ini, malah unik, hidup dan menulis bersama sahabat aktifis di Garut. Idealisme dan dedikasinya tak diragukan.

Dikatakan dia, semua bekerja dengan ikhlas, sebagaimana bekerjanya media, berita lebih populer ketimbang penulisnya.

"Mereka tak ingin dikenal dan dikenang," ungkap dia.

Sebagaimana Almarhum Kang Yus Hatta, terang dia, yang terus gigih mewartakan apa yang almarhum ketahui dan layak diketahui publik.

"Pers tak hanya mewarta, mereka juga mengedukasi," jelas Hasanuddin.

Oleh sebab itu, menurut Hasanuddin, pers adalah guru juga, pendidik masyarakat demokratis.

"Saat ini kita, merayakan Hari Pers ditengah Pandemi Covid-19. Bencana kesehatan ini telah merenggut nyawa umat manusia, mengacaukan kehidupan sosial dan perekonomian. Pers kita bekerja di tengah pandemi ini, seakan tak takut terkena virus, mereka tiap hari bekerja mewartakan kejadian dan peristiwa bencana ini," ujar Hasanuddin.

Pers telah ikut berkontribusi menyampaikan informasi dan fakta berkenaan dengan virus, korban dan kebijakan yang dilkakukan pemerintah.

"Mereka telah mensubsidi informasi secara massif sehingga semua mengetahui dan dapat melakukan banyak hal melawan dan beradaptasi dengan virus,"

Tentu patut diapresiasi, media bekerja 24 jam di tengah pemerintah daerah yang bekerja 8 jam. Berita pers sangat membantu.

"Saatnya, kita bekerja bersama, mengendalikan virus ini, dan keluar dari situasi krisis secara bersama, agar segera pulih perekonomian kita dan kehidupan kita,"

Terakhir dikatakan dia, zaman selalu berubah, pers selalu di depan dengan perubahan itu.

"Saya sendiri tak ingin ketinggalan peradaban, oleh sebab itu hingga kini tetap bersahabat dengan insan pers, baik suka maupun duka. Selamat Hari Pers Nasional," tutup Hasanuddin. (*) 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan SIAP NDan Ucapkan Selamat dan Sukses Atas Ditunjuknya Dandan Maju Calon Walikota Bandung

Nasib Pilkada Garut 2024 dalam Situasi Integritas KPUD Dipertanyakan Publik

Garut Membutuhkan Pemimpin Berjiwa Enterpreneur Government